Sukses

Pengembangan EBT Jauh Tertinggal, Indonesia Bisa Contoh Denmark

Saat ini posisi Indonesia dalam pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) masih Tertinggal, dibandingkan negara-negara lain.

Liputan6.com, Jakarta Wakil Ketua Umum Asosiasi Pemasok Energi dan Batubara (ASPEBINDO) Fathul Nugroho, mengatakan saat ini posisi Indonesia dalam pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) masih Tertinggal, dibandingkan negara-negara lain.

“Dapat kita saksikan bahwa total renewable energi kita itu masih tertinggal sekali dari, Indonesia produksinya baru sebesar 47 GwH per tahun,” kata Fathul dalam Indonesia Energy Outlook 2022, Kamis (17/2/2022).

Sementara kalau jika perhatikan negara-negara maju itu sudah memproduksi listrik melalui EBT lebih banyak dibandingkan dengan yang Indonesia produksi. Sebagai contoh bahwa negara yang sangat maju dalam pengembangan EBT adalah Denmark.

Denmark mampu memproduksi listrik dari sumber energi baru terbarukan lebih dari 60 persen, kemudian Jerman lebih dari 40 persen.

“Artinya kita baru 11 persen, cukup tertinggal dan ada peluang di sana untuk mengembangkan lebih lanjut dari produksi energi baru dan terbarukan,” ujarnya.

Lanjut Fathul, jika dilihat pada bauran energi nasional tahun 2021, energi baru terbarukan itu baru sebesar 11,5 persen dari total bauran energi nasional.

Pada campuran energi ini, dia melihat batu bara dan minyak bumi masih mendominasi dari bauran energi nasional dengan total sekitar 69 persen dan gas bumi sebesar 19,3 persen.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Transisi Energi

Artinya masih ada peluang bagi energi baru dan terbarukan untuk lebih berkembang, dan kedepannya diharapkan akan ada percepatan transisi dari energi fosil ke energi baru terbarukan.

“Kami berharap artinya kami di asosiasi pelaku pemasok energi tentunya akan berpartisipasi dalam hal ini. Walaupun memang dari anggota kami juga banyak yang berasal dari perusahaan bergerak dibidang batu bara dan juga migas, tentunya akan bersama-sama merumuskan dan juga bertransisi untuk menuju energi yang lebih bersih yaitu energi baru terbarukan,” pungkasnya. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.