Sukses

Tips Jago Mengatur Keuangan Bersama Pasangan

Supaya bisa jago atur keuangan sama pasangan, intip dulu tips dari Perencana Keuangan bersertifikasi, Annisa Steviani.

Liputan6.com, Jakarta Mengatur keuangan pribadi tidak selalu mudah, apalagi ketika seseorang memutuskan menikah sehingga perlu mengatur keuangan bersama pasangan. Masalah keuangan bisa menjadi badai tersendiri yang mengintai kehidupan rumah tangga pasangan.

Supaya bisa jago atur keuangan sama pasangan, intip dulu tips dari Perencana Keuangan bersertifikasi, Annisa Steviani.

Menurut Annisa, masalah utama keuangan yang sering dihadapi pasangan, khususnya pasangan baru adalah tidak tahu persis berapa total pengeluaran bulanan.

“Yang tadinya sebelum menikah hanya ada pengeluaran pribadi, sekarang juga harus mikirin pengeluaran rumah tangga. Belum lagi saat nanti punya anak, harus memperhitungkan kebutuhan anak juga,” jelas dia, Selasa (15/2/2022).

Masalah lainnya, Annisa menambahkan, adalah seringnya suami menyerahkan soal keuangan ke istri karena menganggap perempuan pasti bisa mengelola uang. Padahal, tidak mesti selalu seperti itu.

Karena berumah tangga melibatkan dua orang, maka keduanya harus saling bertanggung jawab dan menyepakati bersama bagaimana uang harus dikelola atau siapa yang lebih sanggup mengelola keuangan keluarga.

Nah, supaya tidak terjadi padamu, Annisa memberikan tips kepada pasangan untuk meluangkan waktu untuk duduk bareng membahas perencanaan keuangan selanjutnya akan seperti apa.

Saat melakukan ini, keterbukaan menjadi faktor penting. Meluangkan waktu untuk duduk bersama pasangan dan fokus membicarakan masalah keuangan, bisa jadi salah satu cara untuk memulai mengelola keuangan rumah tangga.

Menyikapi fenomena generasi sandwich yang banyak dialami pasangan muda zaman sekarang, Annisa juga menyarankan agar pasangan bisa mendiskusikan satu sama lain terkait dengan kapan, berapa, dan dari mana uang yang akan disisihkan sebagian untuk membantu orangtua atau anggota keluarga lain.

Generasi sandwich adalah generasi yang terhimpit ditengah-tengah (seperti sandwich) yang harus memenuhi kebutuhan banyak orang, pada umumnya orang tua di atas dan anak di bawah.

Tips lainnya, generasi sandwich mesti dapat bersikap tegas dan membedakan mana kebutuhan dan mana keinginan atau gaya hidup yang ingin dijalankan orang tua.

Karena dengan penghasilan yang terbatas, tidak semua keinginan orang tua, perlu langsung dipenuhi segera kecuali yang memang bersifat darurat.

Terkait siapa yang mengelola keuangan atau bagaimana uang dikelola, tips berikutnya dari Annisa, semuanya tergantung kesepakatan masing-masing pasangan.

Setelah disepakati, sudah jelas berapa jumlah penghasilan dan total pengeluaran setiap bulan, langkah selanjutnya yang harus dilakukan pasangan adalah menyusun anggaran atau budgeting.

Untuk budgeting, tips dari Annisa, tidak perlu mencatat semua hal misalnya saja biaya parkir.

Annisa memakai aplikasi keuangan agar budgeting menjadi mudah dan praktis, Annisa bersama suami menggunakan aplikasiJago.

Setelah memastikan penghasilan cukup, uang ini dibagi-bagi sesuai kebutuhan dan pengeluaran di bulan ini. Dari kebutuhan rumah tangga seperti grocery shopping, bayar listrik,kuota internet atau wifi, sampai lifestyle.

"Jadi budget nggak akan bercampur. Ada Kantong Nabung dan ada juga Kantong Bayar. Saat mau kolaborasi keuangan bersama pasangan, baik Kantong Nabung maupun Kantong Bayar bisa dijadikan Kantong Bersama," kata dia.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tips Lain

Selain itu, manajemen keuangan bareng jadi transparan karena masing-masing bisa lihat riwayat transaksi di Kantong Bersama.

Annisa  juga melakukan kolaborasi keuangan bersama suami, adik-adik, sampai para sepupunya. Dari menggunakannya untuk dana kesehatan keluarga yang digunakan bersama suami, sampai menabung bersama keluarga besar untuk liburan bersama, semua bisa dilakukan pakai Kantong Bersama.

“Untuk pengeluaran pribadi cukup bikin sama Kantongnya tapi nggak perlu diubah jadi Kantong Bersama. Jadi tentukan dulu nih kebutuhan apa saja yang mau dikelola bersama lalu tentukan,apakah setiap orang bisa mengatur bersama atau hanya menabung bersama. Kalau ada 5 kebutuhan, bisa bikin 5 Kantong Bersama,” lanjutnya.

Tidak hanya untuk menabung, Kantong ini juga bisa digunakan untuk memantau apakah sudah cukup disiplin pada budget yang sudah kita alokasikan setiap bulannya atau tidak.

“Kalau ada kebocoran halus, biar bisa diminimalisir. Kalau ada pengeluaran yang keluar dari budget, biar bisa segera dicari tahu penyebabnya dan tindakan yang perlu dilakukan supaya bulan nggak terulang lagi keluar dari budget,” saran Annisa.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.