Sukses

Prediksi Harga Emas di Tengah Amukan Inflasi AS

Harga emas diprediksi akan dikisaran USD 1.850 lantaran pengaruh The Fed.

Liputan6.com, Jakarta Inflasi di AS sekarang berada di 7,5 persen level tertinggi dalam 40 tahun. Untuk saham AS, ini berarti lebih banyak kerugian karena harga pasar di Federal Reserve yang lebih agresif. Tetapi untuk harga emas, ini berarti lebih banyak permintaan karena investor beralih ke logam mulia untuk perlindungan.

Dikutip dari Kitco.com, Senin (14/2/2022), harga emas diprediksi akan dikisaran USD 1.850 lantaran pengaruh The Fed. Emas naik hampir 2 persen pada minggu ini karena lebih banyak investor beralih ke logam mulia di tengah sentimen risk-off yang meluas di pasar.

Sebelumnya, emas berjangka Comex April diperdagangkan pada USD 1.841 naik 0,21 persen hari ini. Laporan inflasi AS yang sangat tinggi minggu ini telah menambahkan lebih banyak ketidakpastian mengenai rencana pengetatan Fed.

Dengan harga konsumen naik 7,5 persen pada Januari, tertinggi dalam 40 tahun, Goldman Sachs sekarang memproyeksikan tujuh kenaikan 25 basis poin tahun ini. Ada juga konsensus yang berkembang untuk kenaikan 50 basis poin di bulan Maret. Beberapa bahkan tidak mengesampingkan langkah darurat oleh Federal Reserve sebelum pertemuan Maret.

Presiden Federal Reserve Bank of St. Louis James Bullard lebih lanjut mendorong pandangan hawkish ini, dengan menyatakan dia mendukung suku bunga fed fund mencapai 1 persen setelah hanya tiga pertemuan.

Sementara itu, imbal hasil Treasury 10-tahun melonjak lebih jauh di atas 2 persen, level yang tidak terlihat sejak Agustus 2019.

"Grafik harga emas terlihat konstruktif. Penyebab langsungnya adalah data inflasi yang panas. The Fed sekarang kehilangan kepercayaan investor. Sepertinya mereka berusaha keras untuk memperbaiki apa yang sudah menjadi kesalahan kebijakan. Dan emas diuntungkan dari kepanikan itu," kata Gainesville Pakar logam mulia koin Everett Millman.

Kenaikan 50 basis poin dimungkinkan pada bulan Maret, tetapi yang lebih mungkin adalah The Fed memilih untuk melakukan kenaikan suku bunga di antara pertemuan FOMC.

"Ada beberapa preseden untuk itu. Reaksi langsung terhadap salah satu dari pergerakan itu akan menjadi aksi jual untuk emas. Tapi secara keseluruhan, awal dari siklus suku bunga akan menjadi bullish untuk emas," kata Millman.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kenaikan Suku Bunga The Fed

Berdasarkan pengamatan historis Millman, setiap kali Fed memulai kenaikan suku bunga biasanya kinerja emas membaik diawal.

Disisis lain, ahli strategi pasar senior RJO Futures Frank Cholly  mengatakan, sementara peluang meningkat untuk kenaikan 50 basis poin, kenaikan suku bunga pra-pertemuan darurat tidak mungkin.

"Kenaikan 50 basis poin di bulan Maret lebih mungkin terjadi. Tetapi emas belum sepenuhnya menghargai itu. Treasuries telah melakukan itu, tetapi emas masih bergerak lebih tinggi. Emas masih mencari Fed untuk tetap dovish," kata Cholly.

Level emas yang akan ditembus minggu depan adalah USD 1.850 per ons. Logam mulia sudah berusaha mendekati resistensi ini berkali-kali dalam beberapa minggu terakhir tetapi tidak berhasil.

"Emas akan menantang USD 1.850, dan kita bisa melihat itu ditembus pada upaya berikutnya. Kami mengalami reli yang mengesankan sehubungan dengan semua data inflasi. Emas mulai menerima fakta bahwa suku bunga bergerak lebih tinggi karena inflasi berlangsung lebih lama. Ini adalah inflasi nyata, dan emas akhirnya mulai menerima ini. Kami akan mendapatkan pop di atas USD 1.850. Saya menjadi lebih bullish sekarang,” jelas Cholly.

Sementara itu, kisaran keamanan emas adalah antara USD 1.800 dan USD 1.850. Dalam jangka panjang, Cholly memprediksi harga emas bisa bergerak di atas USD 1.900 pada pertengahan tahun. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.