Sukses

John Riady: Pengusaha Perlu Buat Terobosan Mengikis Backlog Perumahan

Pemerintah sering menyampaikan bahwa angka backlog perumahan mencapai 11,4 juta unit.

Liputan6.com, Jakarta Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2020 yang digelar Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat backlog perumahan atau kesenjangan antara kebutuhan dan pasokan unit rumah mencapai 12,75 juta unit.

Angka itu tentu belum termasuk pertumbuhan keluarga baru yang diperkirakan sekitar 700.000 hingga 800.000 keluarga setiap tahunnya. Sebelumnya, pemerintah sering menyampaikan bahwa angka backlog rumah mencapai 11,4 juta unit.

CEO Lippo Karawaci Tbk John Riady berharap momentum perayaan separuh abad organisasi Real estat Indonesia (REI) bisa memacu para pengusaha maupun pemerintah mencari cara dan strategi yang lebih kreatif mengikis backlog di setiap segmen pendapatan masyarakat.

“Faktanya, backlog perumahan kita masih tinggi. Sebab untuk ukuran Jakarta saja, kepemilikan rumah hanya berkisar 50 persen,” kata John, Senin (14/2/2022).

Kondisi backlog tersebut, menurut John Riady dapat dilihat bahwa peran sektor properti selain membantu kepemilikan rumah layak kepada masyarakat, juga sebagai penyumbang pertumbuhan ekonomi yang signifikan.

Bahkan sektor properti mampu menyumbang 13 persen PDB (Produk Domestik Bruto) baik dari mulai penjualan, tanah, kontruksi dan lainnya.

Tingginya backlog dikatakan membuka kesempatan sangat luas bagi seluruh pihak untuk mendongkrak peranan industri properti sebagai jembatan menuju kesejahteraan masyarakat secara luas.“Yang pasti pelaku usaha selalu buat terobosan mengikis angka backlog tersebut," jelas dia.

Hal senada diungkapkan Ketua Umum REI Paulus Totok Lusida optimistis bahwa sektor properti adalah salah satu pendorong terkuat perekonomian nasional. Pasalnya, sektor ini memiliki efek domino kepada sedikitnya 174 industri terkait.

Persoalannya, hingga kini kemampuan industri properti dan upaya pemerintah menyelesaikan problem backlog belum mencapai hasil memuaskan.

"Untuk rumah subsidi REI menyumbang lebih dari 60 persen dari total rumah subsidi yang dibangun, serta 80 persen untuk sektor komersial,” kata dia.

Pada sisi lain, persoalan ketiadaan rumah inipun tidak saja meliputi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) seperti disasar oleh program perumahan dari pemerintah. Melainkan pula menjadi problem masyarakat kelas menengah terutamanya di kota-kota besar.

Bagi pemain properti, menurut John, tingginya backlog rumah menjadi peluang bagi industri properti. “Kami di LPKR pun merasa optimistis sektor ini kembali meraih pertumbuhan pada tahun ini, terlebih lagi di tengah tren pemulihan meskipun terjadi lonjakan kasus Covid-19,” ungkap John.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kinerja LPKR

Dia mengungkapkan LPKR optimistis kembali meningkatkan kinerja bisnis properti pada tahun ini. LPKR menargetkan prapenjualan pada 2022 akan mencapai Rp 5,2 triliun, naik 5 persen dari realisasi tahun lalu Rp 4,96 triliun.

Strategi LPKR antara lain meluncurkan klaster baru produk rumah tapak dengan harga terjangkau. Salah satunya adalah menggagas proyek Cendana Homes Series pada awal tahunini.

“Proyek terbaru kami Cendana Cove Verdant berlokasi sangat strategis dan satu-satunya,exclusive enclave di Lippo Village Central. Kemudahan akses jalan tol Jakarta—Tangerang, hanya 30 menit menuju Bandara Soekarno-Hatta dan akses ke berbagai fasilitas di Lippo Village, seperti kampus UPH, Siloam Hospitals, maupun MaxxBox dan Supermal Karawaci, dapatditempuh dengan kurang dari 15 menit,” ujar John.

Perseroan, memercayakan desain rumah dua lantai Cendana Cove Verdant kepada desainer Alex Bayu yang berhasil memadukan kehidupan urban dengan harmonisasi alam yang terwujud dalam rumah dua lantai minimalist yet modern.

Open space living dari bentuk plafon yang tinggi, berjendela besar, serta taman di bagian depan dan belakang rumah, Cendana Cove Verdant yang diluncurkan pada 12 Februari 2022 menjadi produk unggulan LPKR pada awal tahun dengan harga Gen Z mulai Rp 700-an juta.

Minat konsumen yang tinggi terbukti dari penjualan Priority Pass rumah inden Cendana CoveVerdant yang mencapai lebih dari 300 Priority Pass hanya dalam waktu satu bulan.

“Harga sangat terjangkau setara unit apartemen tetapi konsumen bisa dapat rumah landed dua lantai,” kata John.

Dengan terobosan-terobosan demikian, simpul John, pelaku usaha berupaya mengikis backlog. Sebaliknya, pemerintah sudah sangat mendukung upaya tersebut dengan mematok bunga rendah, hingga pemberian insentif fiskal.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.