Sukses

Transisi Energi Jadi Pilar Penting Presidensi G20 Indonesia

Salah satu pilar G20 Presidensi Indonesia yaitu, transisi energi memiliki posisi sangat penting.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, menegaskan salah satu pilar Presidensi G20 Indonesia yaitu, transisi energi memiliki posisi sangat penting.

Luhut menyebutkan, dalam Presidensi G20 Indonesia 2022 telah ditetapkan 3 topik utama sebagai prioritas presidensi, yaitu Kesehatan Global, transformasi ekonomi digital dan transisi energi.

“Transisi energi ini adalah pekerjaan rumah kita semua tidak hanya bagi Indonesia namun juga bagi seluruh negara G20 dan komunitas global,” kata Luhut dalam peluncuran Transisi Energi G20: Mencapai kesepakatan global percepatan transisi energi, secara virtual Kamis (10/2/2022).

Tidak juga hanya untuk pemerintah tetapi juga bagi korporasi, lembaga keuangan dan semua pemangku kepentingan. Dimana pada COP26 di di Glasgow, Skotlandia, Pemerintah Indonesia sudah mencapai kesepakatan untuk bersama-sama mempercepat pemakaian energi yang ramah lingkungan.

Banyak negara dan korporasi beramai-ramai mendeklarasi target Netral karbon atau net Zero emission. Begitupun, Indonesia telah bertekad mencapai netral karbon pada 2060 atau lebih cepat dari itu dengan dukungan internasional.

“Selain menurunkan emisi, kita harus betul-betul melakukan transisi energi yang berkeadilan,” ujarnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tantangan Transisi Energi

Namun, untuk mencapai hal tersebut masih ada tantangan, diantaranya, pertama, transmisi energi memerlukan biaya sangat. Tentu banyak negara miskin dan berkembang tidak mampu atau tidak mau membebani masyarakatnya. Apalagi di masa pandemi ini beban sudah semakin berat.

Kedua, dalam melakukan transmisi energi ini harus seminimal mungkin dampaknya kepada sosial ekonomi masyarakat. Perubahan paradigma pasti akan berdampak pada perubahan pekerjaan, skenario dari pembangunan, orientasi bisnis dan lain sebagainya.

“Jadi kita ingin yang berkeadilan yang bebannya berat harus dibantu yang siap silahkan jalan sendiri Selain membantu yang belum mampu. Kita harus didukung penuh oleh kerja sama Global yang kuat ini akan kita bangun di G20 Indonesia, inilah yang kita maksud dengan global deal,” pungkas Luhut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.