Sukses

Setop Batu Bara, Target Bauran EBT RI di 2025 Masih Minus 11,5 Persen

Pemerintah terus mengejar target mempensiunkan penggunaan batu bara sebagai sumber utama ketenagalistrikan di pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) pada 2030.

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah terus mengejar target mempensiunkan penggunaan batu bara sebagai sumber utama ketenagalistrikan di pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) pada 2030. Dalam skenario ini, rencananya 5,5 GW PLTU bakal dipensiunkan sebelum tahun tersebut.

Penggunaan batu bara nantinya akan digantikan oleh sumber bauran energi baru terbarukan (EBT). Untuk jangka pendek, pemerintah target mencapai bauran EBT 23 persen di 2025.

Namun, hingga awal 2022 ini, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat, bauran energi baru terbarukan (EBT) baru mencapai 11,5 persen. Artinya, masih terdapat 11,5 persen lagi untuk mengejar target jangka pendek bauran EBT 23 persen di 2025.

Menteri ESDM Arifin Tasrif menyebut, pemerintah hingga 2025 target mengimplementasikan panel surya di atap (rooftop panel), sekaligus mengembangkan bauran EBT menjadi 10,6 GW.

"Kita harus menghentikan pembangkit listrik tenaga batu bara dan mengkonversi penggunaan bahan bakar diesel ke gas. Di Indonesia kita memiliki gas dalam jumlah cukup banyak," kata Arifin di hadapan investor dalam acara Mandiri Investment Forum 2022, Rabu (9/2/2022).

Guna menggapai target ini, ada beberapa kegiatan yang terpusat yang programnya harus ditetapkan pemerintah. Arifin yang baru kembali menjabat sebagai Menteri ESDM mengatakan, pemerintah harus memperpendek target yang sudah dibuat.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Potensi EBT

Dalam hal bauran EBT, Indonesia disebutnya punya potensi dari energi baru terbarukan sebesar 3.686 GW. Itu sebagian besar didominasi oleh energi surya, hydro, bioenergi, angin, dan panas bumi.

"Saat ini penggunaannya hanya 0,8 persen. Jadi di 2025 kita juga menetapkan target untuk memproduksi lebih banyak energi baru terbarukan di dalam bauran energi kita, yaitu gas," terangnya.

Selanjutnya, hingga 2030 ditargetkan bauran EBT mencapai 20,9 GW. Angka ini sesuai dengan rencana usaha penyediaan tenaga listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) 2021-2030.

"Jadi, dari 2030 tidak akan lagi pembangkit listrik tenaga batu bara," tegas Arifin Tasrif.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.