Sukses

Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Molor, Ini Sederet Biang Keroknya

Progres pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) kini baru mencapai 79,90 persen.

Liputan6.com, Jakarta PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) melaporkan, progres pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) kini baru mencapai 79,90 persen. Padahal, proyek ini telah dimulai sejak 2016 dan target rampung pada 2019 lalu.

Direktur Utama PT KCIC Dwiyana Slamet Riyadi lantas blak-blakan soal kendala utama pengerjaan Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang masih terus berjalan hingga saat ini.

Terdapat tiga kendala dalam proyek pengerjaannya, yakni soal kurangnya modal atau pendanaan, pandemi Covid-19, hingga medan konstruksi.

Terkait pendanaan, PT Wijaya Karya (Persero) atau WIKA selaku leading sponsor belum bisa memberikan cukup permodalan untuk proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Sehingga pemerintah memutuskan PT KAI untuk mengambil alih pihak sponsor.

"BUMN sponsor sampai dengan April 2021 belum bisa memberikan setoran modal secara penuh. Sehingga diputuskan PT KAI yang ambil alih dari WIKA," kata Dwiyana dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi V DPR RI, dikutip Selasa (8/2/2022).

Proyek tersebut juga turut terkendala akibat pandemi Covid-19 yang menimpa sejumlah pekerja. Dwiyana melaporkan, terdapat 3-5 pekerja yang harus melakukan karantina mandiri akibat terinfeksi virus corona.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Penyebab Lain

Pengerjaan Kereta Cepat Jakarta-Bandung juga harus berbenturan dengan keberadaan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) di sepanjang jalur kereta.

"Jadi kita harus relokasi 126 tower SUTT," terang Dwiyana.

Selain itu, ada juga kendala geologi berupa sisi kontur tanah dalam pembangunan terowongan atau tunnel. Sejauh ini, KCIC telah berhasil menyelesaikan pembangunan 10 tunnel.

"Sementara yang belum selesai tunnel 2 yang dikunjungi Presiden (Joko Widodo, beberapa waktu lalu). Kita targetkan semua tunnel bisa selesai April 2022 setelah kondisi geologi diselesaikan," pungkas Dwiyana.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.