Sukses

Proyek Ibu Kota Negara Baru Jadi Berkah Bagi Industri Besi Baja

Rencana pemindahan Ibu Kota Negara ke Kalimantan Timur dapat mendorong konstruksi dan manufaktur sebagai pangsa pasar baja.

Liputan6.com, Jakarta Rencana pemindahan Ibu Kota Negara ke Kalimantan Timur dapat mendorong konstruksi dan manufaktur sebagai pangsa pasar baja, yang dapat dijadikan momentum untuk mendapatkan investasi.

Hal itu disampaikan Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perindustrian Bobby Gafur Umar, dalam forum dialog HIPMI, Kamis (3/2/2022).

“Salah satu prospek juga, negara sudah punya rencana untuk pemindahan ibu kota ke Kalimantan, ini akan membutuhkan besi baja yang luar biasa besar dari sektor konstruksi. Tentu pembangunannya ini adalah menengah dan panjang, jadi ini pasar yang terbuka buat kita untuk melakukan investasi dan pengembangan usaha,” kata Bobby.

Prospek industri besi baja lainnya, yaitu Indonesia bisa memanfaatkan China yang saat ini sedang mengalami krisis energi sehingga mereka melakukan pembatasan produksi baja di tahun 2022.

“Ini kesempatan juga ya untuk kita bisa mengambil pangsa pasar impor yang selama ini didominasi China,” ujarnya.

Berikutnya, besi baja Indonesia juga memiliki peluang masuk ke pasar Amerika Serikat. Meskipun memang tidak mudah, tapi Indonesia telah melakukan ekspor perdana baja ke Kanada pada tahun 2021 senilai USD 4,7 juta.

“Pasar Amerika dengan adanya perang dagang Amerika dan China kita ini selama ini memang tidak mudah masuk pasar di Amerika. Pasar Amerika dan tentu Kanada bagian dari Amerika Utara ya kita sudah mulai walaupun belum besar yaitu USD 4,7 juta,” ujarnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Konsumsi Baja

Lebih lanjut, Bobby memproyeksikan konsumsi baja di tahun 2022 berdasarkan perencanaan pemerintah dan dari asosiasi adalah 16,3 juta ton.

Sebelumnya, di kuartal III-2021 Indonesia masuk di urutan ke-4 yang pertumbuhan ekonominya tertinggi di dunia yaitu 3,51 persen. Bobby optimis dengan perkiraan IMF pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 5,9 persen di tahun 2022.

“Dengan 5,9 persen ini harusnya kita mengambil momentum untuk bisa melakukan investasi atau mengembangkan usaha, khususnya apalagi pemerintah memfokuskan di bidang pembangunan infrastruktur dan belanja negara yang banyak membutuhkan besi baja,” pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.