Sukses

BUMN Diminta Ambil Peluang soal Perdagangan Karbon

Pemerintah akan mulai melakukan perdagangan karbon atau carbon trading pada kuartal II 2022

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah akan mulai melakukan perdagangan karbon atau carbon trading pada kuartal II 2022. Langkah ini akan dimulai lebih dulu di sektor ketenagalistrikan.

Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury menilai langkah perdana perdagangan karbon ini jadi momentum yang baik. Ia menyebut sektor ketenagalistrikan lebih dulu perlu bersiap melakukan perdagangan karbon tersebut.

“Kita melihat bahwa di sektor listrik tentunya bisa mempersiapkan diri bagaimana bisa mencapai target dari penurunan emisi sesuai dengan nasional komitmen kita,” katanya dalam penandatanganan MoU Dekarbonisasi BUMN, Rabu (2/2/2022).

Selanjutnya, kata dia, untuk sektor lainnya di luar dari sektor ketenagalistrikan, diharapkan bisa secara paralel bersiap guna mencapai target pengurangan emisi karbon yang ditetapkan. Artinya, sektor lainnya itu bisa memulai menyusun inisiatif guna mendorong bauran emisi karbon.

“Disisi lain juga sektor lain secara paralel akan siapkan bagaimana target inisiatif untuk capai hal itu. BKI (Biro Klasifikasi Indonesia) juga kita harapkan bisa melakukan follow up dari inisiatif tahun lalu. Dulu kita lakukan holding perusahaan survey, dimana BKI menjadi holding dan tugas utama BKI selain dari selama ini tentu perlu dilakukan di sektor green energy ini,” katanya.

“Karena dekarbonisasi ini adalah perubahan signifikan yang perlu biro klasifikasi yang mampu membantu menilai ‘berapa sih emisi yang dihasilkan dan kalau ada inisiasif itu ada berapa, hasilnya apa?’” tambah Pahala.

Pada kesempatan yang sama, Deputi Bidang Koordinasi Pegelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi, Nani Hendiarti mengatakan akan mulai menerapkan perdagangan karbon pada April 2022.

“Subsektor listrik akan pertama kali melakukan perdagangan karbon dimulai April 2022. Ini dimulai dari strategi apa yang sudah lebih siap,” katanya.

Ia mengatakan, sebagai pilot project perdagangan karbon ini, selain mengikuti standar nasional, perlu juga mengikuti standar internasional.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Inisiatif BUMN

Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury mengatakan Kementerian BUMN bakal serius dalam mengejar dekarbonisasi yang ditetapkan. Ia menyebut telah melakukan sejumlah upaya sejak tahun lalu, namun perlu dibantu lebih lanjut melalui jasa survey untuk pengembangan kedepannya.

“Kementerian BUMN sangat serius dalam menjadi pionir dalam dekarbonisasi, di 2021 kita sudah melakukan sejumlah inisiatif termasuk Project Management Office yang koordinasikan beberapa BUMN,” katanya dalam Penandatanganan MoU Dekarbonisasi BUMN, Rabu (2/2/2022).

Ia menambahkan, koordinasi yang dimaksud telah menyertakan tujuh perusahaan pelat merah. Diantaranya PT Perkebunan Nusantara, Pupuk Indonesia, Pertamina, MIND ID, PLN, Semen Indonesia, dan Biro Klasifikasi Indonesia sebagai holding jasa survei.

“Tetapi Perhutani dan PTPN ini kita petakan BUMN yang potensi bisa bersinergi dengan BUMN-BUMN yang selama ini kita kenal penghasil emisi, tapi (Perhutani dan PTPN) memiliki potensi untuk berikan natural based climate solution, MoU ini jadi follow up penerapan itu,” terangnya.

Pahala menyampaikan dalam PMO yang telah dibentuk tahun lalu itu, pihaknya sudah melakukan sejumlah identifikasi terkait langkah guna mendukung dekarbonisasi. Tujuannya, untuk menurunkan emisi karbon secara end-to-end atau dari hulu ke hilir.

“Terutama dari efisiensi energi, migrasi dari jenis emisi yang lebih tinggi ke emisi yang lebih rendah. Dua hal lainnya adalah bagaimana kita melihat pengembangan line of business yang bisa jadi membantu mendorong menurunkan emisi,” katanya.

Diantaranya, kata dia, pengembangan ekosistem kendaraan berbasis listrik baik roda dua maupun roda empat. Kemudian, energi hijau, Energi Baru Terbarukan, hingga pemanfaatan geothermal.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.