Sukses

Wow, Masih Banyak Harta Karun di Lumpur Lapindo

Direktur Executive Energy Watch Mamit Setiawan menilai, Indonesia masih banyak menyimpan harta karun mineral yang belum tereksplorasi di Lumpur Lapindo

Liputan6.com, Jakarta Direktur Executive Energy Watch Mamit Setiawan menilai, Indonesia masih banyak menyimpan harta karun mineral yang belum tereksplorasi di Lumpur Lapindo.

Seperti kandungan logam tanah jarang (LTJ) yang baru-baru ini ditemui Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) di lumpur Lapindo, Sidoarjo, Jawa Timur.

"Saya yakin kita masih menyimpan banyak potensi sumber daya alam yang lain, mengingat kita ini negara yang kaya akan sumber daya alam," ujar Mamit kepada Liputan6.com, Minggu (30/1/2022).

Hanya saja, ia mengingatkan, penelitian akan hal itu harus ditopang teknologi memadai, sehingga bisa diolah dan punya nilai keekonomian. Jika itu bisa tercapai, dia pun yakin potensi besar akan didapat.

"Setiap daerah saya kira punya potensi sendiri. Bangka Belitung merupakan daerah yang punya potensi LTJ besar setelah sebelumnya timah," kata Mamit.

Menurut dia, kajian soal nilai keekonomian dari sebuah temuan akan kandungan logam mineral biasanya butuh waktu panjang. Itu semua tergantung dari dukungan pemerintah untuk mengembangkan lebih cepat lagi.

"Sekarang sudah ada BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional), harusnya bisa lebih cepat karena dari sisi pendanaan juga sangat besar. Banyak expert-expert di sana yang bisa dioptimalkan untuk menemukan dan mengembangkan mineral-mineral yang ada di Indonesia," tuturnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

di Lumpur Lapindo Bernilai Tinggi, Bisa untuk Mobil Listrik Hingga Pesawat Luar Angkasa

Lumpur Lapindo Sidoarjo, Jawa Timur, memiliki potensi kandungan logam tanah jarang. Potensi besar itu bernilai tinggi untuk teknologi masa depan.

Tanah jarang adalah tanah yang mengandung beberapa untuk kimia, masuk ke dalam golongan lantanida dan aktanida. Selain masuk ke dalam golongan lantanida dan aktanida, logam tanah jarang juga disebut sebagai logam transisi.

Logam itu sangat penting dan memiliki harga yang cukup tinggi karena digunakan untuk teknologi tinggi, seperti campuran logam pada bidang meterologi untuk pembuatan pesawat luar angkasa, lampu energi tinggi, dan semikonduktor.

Penemuan tanah jarang di lumpur lapindo Sidoarjo ini diungkapkan oleh Badan Geologi kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Pakar teknologi lingkungan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga (Unair), Ganden Supriyanto, mengatakan logam tanah jarang ini sangat penting kaitanya pada beberapa bidang tertentu, seperti bidang meterologi.

"Logam tanah jarang di lumpur Lapindo ini sangat mahal. Bahkan, jauh lebih mahal dibandingkan emas dan platina," kata Ganden, Jumat (28/1/2022).

3 dari 3 halaman

Mobil Listrik

Lebih lanjut, Gaden menjelaskan bahwa logam tanah jarang merupakan jenis logam lantanida dan aktinida yang meliputi beberapa logam di dalamya, seperti litium dan scandium. Logam itulah yang ditemukan di lumpur Lapindo Sidoarjo.

Selama ini, litium banyak digunakan sebagai bahan pembuatan baterai, terutama baterai mobil listrik. Temuan logam itu terhitung penting kaitanya karena ke depan semua kendaraan harus bebas emisi, sehingga mobil listrik lebih banyak digunakan.

Selain potensi dari pemanfaatan litium, scandium juga memiliki potensi tak kalah besar. Scandium banyak digunakan sebagai bahan pembuatan lampu berteknologi tinggi.

"Logam scandium memiliki daya tahan yang kuat, sehingga logamnya tidak meleleh meskipun lampu tersebut memiliki daya yang sangat tinggi," jelasnya.

"Penemuan logam tanah jarang di Lumpur Lapindo Sidoarjo memiliki potensi pemanfaatan yang sangat besar karena bernilai tinggi dan sangat penting untuk teknologi tinggi ke depan," ia menambahkan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.