Sukses

PDB Indonesia Telah Kembali ke Posisi Sebelum Pandemi Covid-19

Baru ada lima negara yang tingkat PDB-nya sudah kembali ke posisi serupa.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, tingkat Produkk Domestik Bruto (PDB) Indonesia telah kembali ke posisi sebelum Covid-19. Capaian ini dipandang lebih baik dibandingkan dengan negara-negara lainnya.

Menurut data Sri Mulyani, baru ada lima negara yang tingkat PDB-nya sudah kembali ke posisi serupa. Ini mengacu pada tingkat PDB pada 2019. Di luar itu, masih ada tujuh negara lainnya yang masih berada di bawah kondisi PDB sebelum pandemi.

“Kita sudah lihat momentum pemulihan ekonomi cukup baik, dan ini yang akan kita jaga. Kalau kita lihat dari indeks GDP (Gross Domestic Products) real perekonomian indonesia, indonesia termasuk dari sedikit negara yang telah mencapai GDP precovid level di 101,1 sudah diatas 100 di atas pre covid-nya 100,” katanya dalam Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR RI, Kamis (27/1/2022).

Lima negara yang sudah mencapai posisi pra pandemi diantaranya Brazil, Rusia, Indonesia, Vietnam dan China.

Rinciannya, China mengungguli dengan mencatatkan PDB 110,5 persen, Vietnam 104,9 persen, Indonesia 101,1 persen, Rusia 101,1 persen, dan Brazil 100,5 persen.

Sementara itu, India, Afrika Selatan, Saudi Arabia, Malaysia, Meksiko, Thailand, dan Filipina masih berada dibawah PDB pra pandemi.

Rinciannya, India tercatat baru mencapai 98,7 persen, Afrika Selatan 98 persen, Saudi Arabia 97,7 persen, Malaysia 96,4 persen, Meksiko 96,3 persen, Thailand 94,4 persen, Filipina 94,3 persen.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Optimis Jaga Penerimaan Negara

Sebeumnya diberitakan, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengaku optimis Indonesia mampu menjaga penerimaan negara di 2022, dengan kondisi perkembangan pemulihan ekonomi dan upaya reformasi struktural yang dilakukan oleh pemerintah.

Hal itu disampaikan pada pertemuan World Economic Forum Davos: Global Economic Outlook, pada (21/1/2022).

“Penerimaan negara (2021) dikontribusikan oleh kuatnya permintaan yang didukung oleh adanya pemulihan. Walaupun Indonesia sempat terhantam varian Delta, ternyata pertumbuhan di kuartal III masih berada di 3,7 persen. Jika Covid-19 dapat ditangani dengan baik, seluruh sektor pulih dengan kuat, saya optimis di 2022 penerimaan negara akan tetap kuat,” kata Menkeu, dikutip dari laman Kemenkeu.go.id, Senin (24/1/2022).

Di 2021, dunia mengalami kenaikan harga komoditas yang turut mendorong penerimaan perpajakan. Namun, jika harga komoditas tahun 2022 sudah kembali normal, Indonesia memiliki sektor manufaktur, sektor perdagangan, maupun teknologi informasi yang juga menunjukkan kinerja dan rebound yang kuat.

Reformasi struktural pun sebutnya memegang peranan penting menopang pemulihan di 2022. Indonesia akan mengembangkan industri hilir agar dapat menambah nilai hasil komoditas yang ada.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.