Sukses

Kolam Retensi Andir dan 4 Polder Baru Siap Redam Banjir di Bandung Selatan

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah merampungkan pembangunan Kolam Retensi Andir dan 4 polder di Kabupaten Bandung.

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah merampungkan pembangunan Kolam Retensi Andir dan 4 polder di Kabupaten Bandung. Kehadirannya sebagai tambahan tampungan pengendali banjir untuk mengurangi risiko banjir di kawasan Bandung Selatan.

Pengerjaan infranstruktur pengendalian banjir tersebut dilakukan setelah Terowongan Nanjung, Sudetan (Floodway) Cisangkuy dan Kolam Retensi Cieunteung, sesuai amanat Presiden Joko Widodo (Jokowi) melalui Perpres Nomor 15 Tahun 2018 tentang Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Daerah Aliran Sungai Citarum.

"Keberhasilan Program Citarum Harum memerlukan sinergitas antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat yang telah disepakati dalam rencana aksi yang mengatur tanggung jawab masing-masing stakeholder," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam keterangan tertulis, Senin (17/1/2022).

Staf Ahli Menteri Bidang Teknologi, Industri, dan Lingkungan Endra S Atmawidjaja mengatakan, pembangunan kolam retensi Andir dan 4 polder menjadi bagian dari proyek penanggulangan banjir Kabupaten Bandung yang sudah direncanakan.

"Selain ini, kita juga telah menyelesaikan Sudetan Cisangkuy, Kolam Retensi Cieunteung dan beberapa normalisasi anak sungai Citarum yang lainnya," ujar Endra.

Endra menyatakan, pembangunan kolam retensi Andir dan 4 polder merupakan kerjasama pemerintah pusat dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam menanggulangi banjir musiman di wilayah Dayeuhkolot dan Baleendah, Kabupaten Bandung.

"Sejak masa saya kuliah di Bandung pada akhir tahun 1980an, Kawasan Bandung Selatan seperti Dayeuh Kolot, Baleendah hingga Rancaekek ini sangat padat penduduknya dan langganan digenangi banjir dengan ketinggian lebih dari 1 meter dengan durasi yang cukup lama. Masyarakat sangat dirugikan secara sosial-ekonomi. Oleh karenanya, keberadaan berbagai infrastruktur pengendali banjir ini sangat dibutuhkan," paparnya.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tampung Genangan Banjir

Kolam Retensi Andir dirancang dan dibangun oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum Ditjen Sumber Daya Air untuk mampu menampung genangan banjir sebanyak kurang lebih 160 ribu meter kubik (m3). Banjir yang biasa menggenangi wilayah Dayeuhkolot dan Baleendah nantinya bisa ditampung oleh kolam retensi, dan dipompa ke sungai setelah normal.

Kolam retensi Andir dibangun dengan luas daerah tangkapan air (catchment area) 149 hektare (ha), dilengkapi pompa 3 unit berkapasitas masing-masing 500 liter per detik.

Selain itu juga telah dibangun empat polder, yakni Polder Cipalasari-1 dengan catchment area seluas 22 ha dan volume tampungan 1.250 m3, Polder Cipalasari-2 (catchment area 21 ha dan volume 1.250 m3, Polder Cijambe (catchment area 137 ha dan volume 1.250 m3, dan Polder Cisangkuy (catchment area 8 ha dan volume 450 m3.

Pembangunan kolam retensi Andir dan empat polder tersebut dilaksanakan sejak Desember 2020 dilaksanakan oleh kontraktor PT Adhi Karya dan konsultan supervisi PT Raya Konsult-PT Transka Dharma Konsultan, dengan nilai kontrak konstruksi Rp 141 miliar.

"Saya menekankan juga pentingnya perhatian pada aspek estetika. Untuk itu lansekap Kolam Retensi Andir harus dilengkapi dengan tanaman yang indah, rindang dan produktif, seperti pohon pulai, angsana, manggis, duren, mangga dan lain-lain," tutur Endra.

Sebelumnya, Kementerian PUPR juga telah melakukan pembangunan Kolam Retensi Cieunteung dengan luas genangan 4,75 Ha dan volume tampung 190 ribu m3.

Tujuan pembangunan Kolam Retensi yang selesai pada 2018 lalu ini untuk mereduksi banjir seluas 91 Ha (sekitar 1250 bangunan/rumah) dan memiliki potensi sebagai area wisata. Pembangunannya dilaksanakan oleh kontraktor PT Nindya Karya-PT Barata (KSO) dengan nilai kontrak Rp 203 miliar.

Selanjutnya juga telah dirampungkan pembangunan Sudetan (Floodway) Cisangkuy. Sudetan Cisangkuy akan mengalirkan debit banjir sebesar 230 m3 per detik yang semula bermuara ke Dayeuhkolot menjadi bermuara ke Pameungpeuk. Sehingga mengurangi lama genangan dan luas genangan di daerah Dayeuhkolot, Baleendah, Andir, dan sekitarnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.