Sukses

Tantangan MIND ID Kurangi Emisi Karbon

Terdapat inisiatif untuk mengganti bahan bakar alat operasional tambang dari minyak menjadi LNG. Namun, harganya masih terhitung mahal.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah telah menetapkan roadmap pengurangan emisi karbon sebesar 29 persen pada 2030 mendatang. Holding BUMN Pertambangan, MIND ID membeberkan ada sejumlah tantangan yang dihadapi guna merealisasikan hal itu.

Plh. Kepala Divisi Sustainability MIND ID Binahidra Logiardi mengatakan, setidaknya ada dua hambatan besar. Khususnya bagi perusahaan tambang untuk mempercepat dekarbonisasi yang ditarget terjadi di tanah air itu.

"Pertama, teknologi, bagaimana kita bisa mengurangi emisi di PLTU. Ada inisiatif namanya Carbon Capture and Storage (CCS), secara teknologi ini mahal dan belum benar-benar bisa diterapkan secara masif," Binahidra dalam diskusi virtual, Jumat (14/1/2022).

Pria yang akrab disapa Beni itu, menyampaikan, dalam melihat pengurangan emisi, ada kategorisasi yang disebut skup. Skup pertama, kata dia, adalah emisi yang dikeluarkan langsung dari operasional pertambangan.

Sementara yang Kedua, dikeluarkan dari sumber energi mitra perusahaan tambang. Serta ketiga, yang dikeluarkan dari pihak upstream atau downstream.

Yang jadi tantangnnya, katanya, emisi yang dikeluarkan dari sisi downstream terhitung besar. Ia mengacu pada data pada 2019 lalu, tercatat sebesar 93 persen emisi yang dikeluarkan dari perseroan itu asalnya dari downstream atau skup ketiga.

"Jadi ada di customer yang menggunakan batu bara untuk kebutuhannya," ujarnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Hambatan Lainnya

Lebih lanjut, Beni menyebut tantangan besar yang lainnya adalah terkait harga. Ia mengatakan terdapat inisiatif untuk mengganti bahan bakar alat operasional tambang dari minyak menjadi LNG. Namun, harganya masih terhitung mahal.

"Hambatan seperti ini jadi tantangan kita menyusun strategi, karena bisa jadi sekarang belum bisa, 10 tahun atau 15 tahun sudah bisa, baik dari teknologi maupun harga," katanya.

Sejumlah inisiatif pun telah dilakukan oleh MIND ID, misalnya penggunaan konversi alat-alat tambang yang lebih ramah lingkungan. Caranya dengan penggunaan bahan bakar yang ramah lingkungan.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.