Sukses

Harga Emas Anjlok karena Sinyal The Fed

TD Securities menuliskan dalam sebuah catatan, harga emas dan perak tertekan karena pelaku pasar berusaha menekan kenaikan suku bunga untuk 2022.

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas turun ke level terendah dalam dua minggu pada perdagangan Kamis. Pelemahan harga emas ini terjadi karena reli imbal hasil surat utang AS yang didorong oleh isyarat dari Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed).

Untuk diketahui, Bank Sentral AS atau the Fed memberikan sinyal hawkish atau berencana menaikkan suku bunga lebih cepat dari rencana awal setelah melihat data-data ekonomi terutama inflasi.

Mengutip CNBC, Jumat (7/1/2022), harga emas di pasar spot turun 1,2 persen ke level USD 1.788.25 per ounce pada pukul 18.47 GMT, setelah sebelumnya mencapai level terendah sejak 22 Desember.

Sedangkan harga emas berjangka AS menetap 2 persen lebih rendah ke level USD 1.789,20 per ounce.

Saat ini, titik fokus utama para investor adalah jumlah kenaikan suku bunga dan seberapa agresif Fed akan menaikkan suku bunga. Analis senior OANDA Ed Moya mengatakan bahwa isyarat dari the Fed ini telah menempatkan emas dalam posisi rentan.

"Jika pergerakan imbal hasil surat utang AS jauh lebih tinggi dalam jangka pendek, itu akan sangat mengganggu perdagangan emas," kata Moya.

Emas merupakan aset yang tidak memberikan bunga. Keuntungan yang didapat hanya dari kenaikan harga. Hal ini cenderung tidak disukai investor saat suku bunga naik.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Risalah The Fed

Risalah pertemuan bulanan Bank Sentral AS yang dirilis pada hari Rabu menunjukkan para pejabat telah membahas penyusutan kepemilikan aset keseluruhan bank sentral. Selain itu, dalam rapat tersebut juga dibahas kenaikan suku bunga lebih cepat dari yang diharapkan untuk melawan inflasi.

TD Securities menuliskan dalam sebuah catatan, harga emas dan perak tertekan karena pelaku pasar berusaha menekan kenaikan suku bunga untuk 2022, Kendala pertumbuhan pasokan uang akan semakin melemahkan selera untuk semua barang koleksi termasuk emas dan perak.

Harga perak di pasar spot turun 2,9 persen menjadi USD 22,12 per ounce, level terendah sejak 16 Desember.

Sedangkan harga platinum turun 2,3 persen menjadi USD 959,91 per ounce dan paladium turun 0,5 persen menjadi USD 1.874,26.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.