Sukses

Cegah Produksi Pertanian Turun di Musim Hujan, Proporsi Pupuk Harus Seimbang

Proporsi kandungan pupuk perlu dijaga untuk mengurangi potensi penurunan produksi yang lebih dalam di tengah musim hujan.

Liputan6.com, Jakarta - Wilmar Group melalui Pupuk Mahkota tengah fokus mengampanyekan pemanfaatan pupuk berimbang kepada petani kelapa sawit mitra perusahaan dan distributor. Langkah tersebut dilakukan untuk membantu mereka meningkatkan produktivitas tandan buah segar (TBS) di tengah penurunan produksi.

Langkah nyata telah dilakukan oleh Tim Pupuk Mahkota melalui program pelatihan agronomi, pengambilan kesatuan contoh daun dan tanah sehingga diketahui kebutuhan pupuknya sesuai soil site specific location.

Hal ini dilakukan sebagai bentuk pendampingan dan pelayanan purna jual dalam upaya peningkatan produktivitas pertanian.

Head of Agronomy and Technical Support Department PT Wilmar Chemical Indonesia Syaiful Bahri Panjaitan menjelaskan, proporsi kandungan pupuk perlu dijaga untuk mengurangi potensi penurunan produksi yang lebih dalam di tengah musim hujan.

Risiko penurunan produksi akan lebih tinggi jika tanaman kelapa sawit dipupuk seadanya. “Pada semester pertama tahun ini produksi TBS diperkirakan masih turun,” kata dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (3/1/2021).

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pengurangan Penggunaan Pupuk

Pengurangan penggunaan pupuk masih ditolerir selama tidak lebih dari 20-30 persen dari total kebutuhan. Jika lebih dari itu, maka akan berimbas terhadap penurunan produksi.

Untuk itu, pihaknya menyarankan petani agar menggunakan pupuk majemuk (NPK) untuk memenuhi kebutuhan tanaman. 

Syaiful menambahkan, penurunan produksi jumlah tandan pohon sawit belum terlalu kentara. Namun, penurunan yang signifikan diramalkan terjadi pada volume produksi TBS. 

Hal itu sebagai dampak berlanjutnya musim hujan yang terjadi sejak 2021. Selain itu, penurunan produksi juga diduga karena perilaku petani yang mengurangi penggunaan pupuk akibat kenaikan harga.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.