Sukses

Siap-Siap, Harga Emas Global di Prediksi Bakal Naik

Harga emas dunia diprediksi akan terus mengalami peningkatan di akhir 2021

Liputan6.com, Jakarta Harga emas dunia diprediksi akan terus mengalami peningkatan di akhir 2021 sebesar USD 1.850/troy ons. Hal itu diungkapkan oleh co-director Walsh Trading Sean Lusk.

“Dari perspektif musiman, permintaan emas fisik merupakan bantuan besar dalam mendorong harga lebih tinggi dari pertengahan Desember hingga Hari Valentine. Dalam 6-8 minggu ke depan, emas dan perak dapat berkembang pesat," kata Sean dilansir dari laman kitco.com, Sabtu (25/12/2021).

Hal itu sesuai dengan prediksi The Fed yang mengisyaratkan mereka akan memulai kenaikan suku bunga. Tapi masih ada banyak ketidakpastian di luar sana karena tantangan pemulihan ekonomi global dan ketegangan geopolitik baru.

“Inilah sebabnya mengapa emas bertahan di kisaran USD 1.780-1.800, Lusk mencatat. Pada saat penulisan, emas berjangka Comex Februari mengakhiri minggu ini di USD 1.809,” ucapnya.

Namun, pengurangan lebih agresif Federal Reserve dan potensi tiga kenaikan suku bunga pada tahun 2022 sebagian besar telah diperhitungkan. Ini berarti setiap ketakutan baru dapat mengubah pandangan dan menguntungkan emas.

"Trennya berubah lebih tinggi ke tahun depan. Sepertinya varian COVID-19 baru dapat memberi The Fed lebih banyak jeda pada penurunan agresif dan kenaikan suku bunga. Risiko geopolitik atau gangguan minyak mentah dapat mempengaruhi persepsi pasar," tambah Lusk.

Sebelum melakukan satu atau lain cara, investor perlu memastikan pergerakan emas yang lebih tinggi saat ini bukanlah tipuan.

"Pasar emas terus membuat kepala palsu ini. Itu pecah dan reli, tapi kemudian pergerakannya memudar dengan cepat. Saya tidak bisa terlalu bersemangat tentang emas sampai kita mencapai USD 1.835 atau bahkan mungkin di atas USD 1.850," kata Lusk.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Imbas Inflasi

Dari perspektif teknis, kata Lusk, harga emas bahkan diprediksi bisa mencapai di level USD 1.880 per ons jika melihat perkembangan ekonomi di bulan November yang terus membaik. Namun, jika emas berhasil menutup tahun ini di USD 1.850, target berikutnya akan naik sekitar USD 2.000 per ounce di tahun 2022.

“Inflasi yang bermasalah adalah salah satu pendorong makro yang pada akhirnya akan menendang dan membantu mendorong harga lebih tinggi pada tahun 2022. Akan ada titik di mana emas mulai terangkat dari gagasan bahwa inflasi ini memanas. Saat kita memasuki Q1 2022, kita akan melihat tekanan harga lebih lanjut,” ujarnya.

Kendati begitu, seringkali suku bunga yang lebih tinggi berarti dolar yang lebih kuat. Tetapi siklus pengetatan Fed pada tahun 2022 bisa menjadi bullish untuk emas. Ini mungkin bukan reaksi awal, tetapi karena inflasi menghantam semua komoditas lain, tapi emas akan diminati.

“Ketika harga naik, sebagian besar komoditas mengalami penurunan permintaan. Untuk emas, ini menciptakan permintaan takut ketinggalan. Narasi lindung nilai inflasi adalah sesuatu yang diinginkan orang,” pungkas Lusk.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.