Sukses

Karyawan Ancam Mogok Kerja, Ahok Panggil Direksi Pertamina Hari Ini

Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok merespon tuntutan Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) yang mengancam akan melakukan aksi mogok kerja.

Liputan6.com, Jakarta Komisaris Utama PT Pertamina (Persero), Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok segera merespon tuntutan Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) yang mengancam akan melakukan aksi mogok kerja. Mantan Gubernur DKI Jakarta ini dikabarkan bakal memanggil jajaran Direksi Pertamina pada Kamis (23/12/2021) hari ini.

Kabar itu disampaikan Ahok saat dimintai keterangan soal ancaman mogok kerja karyawan Pertamina pada Rabu (22/12/2021) malam kemarin.

"Besok kami akan dengarkan direksi soal ini. Soal tuntutan dan solusi jika mogok kerja," ujar Ahok kepada Liputan6.com.

Pada pertemuan nanti, Ahok akan membahas soal rencana direksi Pertamina memangkas gaji karyawan. Hal itu disinyalir jadi salah satu tuntutan serikat pekerja dalam rencana aksi mogok kerja.

Selain itu, FSPPB juga mendesak pencopotan Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati. Lalu, juga menuntut Menteri Ketenagakerjaan soal disharmonisasi hubungan industrial dalam perusahaan yang tidak terpenuhi.

Serikat Pekerja Pertamina mengabarkan, mogok kerja ini akan diikuti pegawai Pertamina Group yang jadi anggota FSPPB, dan akan dilakukan di seluruh wilayah kerja PT Pertamina (Persero) holding dan subholding.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Alasan Mogok Kerja

Terdapat 5 alasan dan sebab dilakukannya mogok kerja, antara lain tidak tercapainya kesepakatan untuk melakukan perjanjian kerja bersama (PKB) di Pertamina antara pengusaha dan pekerja yang diwakili FSPPB.

Kemudian, pengusaha dan pekerja yang diwakili FSPPB gagal melakukan perundingan. Lalu, tidak adanya itikad baik dari Nicke Widyawati untuk membangun industrial peace atau hubungan kerja yang harmonis, dinamis, dan berkeadilan.

Selanjutnya, tidak diindahkannya berbagai upaya damai yang ditempuh FSPPB. Terakhir, diabaikannya tuturan kepada Menteri BUMN untuk mengganti pimpinan dan Direktur Utama Pertamina dengan yang lebih baik.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.