Sukses

2 Strategi BKPM Capai Target Investasi Rp 1.200 Triliun di 2022

Menteri Bahlil menceritakan strategi BKPM untuk mengejar target investasi 2022 sebesar Rp 1.200 triliun.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menargetkan investasi di 2022 mencapai Rp 1.200 triliun. Target ini agar Indonesia bisa mencapai pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen.

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan, target investasi Rp 1.200 triliun bisa tercapai jika pandemi Covid-19 terkendali. "Jangan sampai kasus aktifnya per hari di atas 1.000, seperi saat varian Delta kemarin," kata dia di Bali, Nusa Dua, ditulis Minggu (19/12/2021).

Menteri Bahlil pun menceritakan strategi BKPM untuk mengejar target investasi 2022. Sebanyak 40 persen akan didorong untuk investasi sektor hilirisasi. Menurutnya, investasi sektor hilirisasi memiliki efek pertumbuhan yang berbeda dengan investasi sektor infrastruktur.

"Sekarang kita dorong bagaimana Investasi didorong di sektor produktif seperti hilirisasi,"

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ramah Lingkungan

Selain mendorong hilirisasi, pemerintah juga mengarahkan investasi industri ramah lingkungan. Hal ini sebagai wujud komitmen pemerintah dalam mendukung penciptaan industri yang ramah lingkungan dan berdaya saing di kancah global.

"Jadi kita dorong green industry," imbuhnya.

Untuk mendorong idustri ramah lingkungan, pemerintah bahkan tengah mencari investor untuk memanfaatkan potensi sungai sebagai lokasi pembangunan pembangkit listrik tenaga air (PLTA). Misalnya memanfaatkan Sungai Mamberamo, Papua yang berpotensi menghasilkan energi listrik mencapai 23.000 megawatt (MW).

"Di Papua kita akan cari investor ada beberapa masuk. Mimpi saya membangun kawasan industri terbesar yang listriknya diambil dari sana," katanya.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.