Sukses

Perusahaan Lelang Lego Makalah Sekolah yang Pernah Dinilai Miliarder Elon Musk

Perusahaan lelang di Boston menawarkan sebuah kertas makalah kelas bisnis yang ditandatangani oleh Elon Musk.

Liputan6.com, Jakarta - Saat ini, banyak mahasiswa bisnis mungkin akan membayar mahal untuk pendapat miliarder Elon Musk tentang pekerjaan mereka.

Namun, pada tahun 1995 -- jauh sebelum Elon Musk mengambil alih Tesla dan, kemudian, mendirikan SpaceX -- Musk adalah asisten pengajar yang membantu menilai ujian dan makalah di Wharton School of Business yang terkenal di University of Pennsylvania.

Dikutip dari laman CNN Business, Jumat (10/12/2021) Musk pada saat itu adalah seorang mahasiswa Universitas Pennsylvania, mempelajari ekonomi dan fisika.

Dia juga bekerja sebagai asisten pengajar untuk kelas Manajemen 231, "Kewirausahaan: Implementasi dan Operasi" yang diajarkan oleh Profesor Myles Bass.

Beberapa makalah yang dinilai Musk untuk kelas itu beberapa dekade yang lalu baru-baru ini dijual dalam lelang online seharga USD 7.753.

Harga tersebut sudah termasuk biaya 25 persen yang dibayarkan kepada perusahaan lelang. Namun, pihak perusahaan lelang tidak mengungkap pembeli surat-surat itu.

Salah satu mantan murid Bass, yakni Brian Thomas, menyadari nilai potensial dari beberapa kelas lama. 

Thomas kemudian memutuskan untuk memberikan kertas makalah yang dinilai Musk ke perusahaan lelang di Boston, RR Auctions untuk dijual dalam penjualan online.

RR Auctions mengkhususkan diri pada pelelangan tanda tangan dan manuskrip dan sebelumnya, telah menjual tulisan dari tokoh-tokoh dunia seperti Albert Einstein dan Steve Jobs seharga ratusan ribu hingga lebih dari satu juta dolar.

Tanda cek dan pengurangan poin Musk tidak menghasilkan uang sebanyak itu.

Namun, tak satu pun dari kertas makalah yang dijual berisi tanda tangan lengkap bertuliskan Elon Musk, hanya inisial "EM." 

Tetapi menurut pengurus RR Auctions, yakni Bobby Livingston, tanda tangan Elon Musk sangat langka. Perusahaan itu sebelumnya menjual foto Musk yang ditandatangani dengan harga USD 1.383.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Penggunaan Frasa yang Menarik Perhatian

Satu-satunya komentar yang disimpan di kertas makalah yang berkaitan dengan penggunaan frasa "s--t hits the fan" oleh Thomas ketika menjelaskan mengapa sebuah perusahaan mungkin memerlukan "strategi keluar".

Musk menggarisbawahi kata-kata itu, menulis "Grafis" di atasnya, dan mengurangi dua poin dari nilai Thomas.

Thomas menjelaskan bahwa istilah itu adalah semacam gurauan dalam yang ditujukan untuk kesenangan profesornya.

Dia tidak menyadari bahwa Musk, yang bukan gurunya, akan menilai ujian yang dilalui Thomas.

Saat ini, Musk sendiri dikenal karena terkadang menggunakan bahasa grafis dalam pidatonya dan postingan media sosial.

Thomas menceritakan, ia dan putranya menemukan kertas-kertas itu di dalam tas jinjing di garasi rumah mereka, sambil mencari beberapa buku tahunan sekolah menengah atas. Putranya memperhatikan nama dan inisial Musk di antara kertas-kertas dari kelas.

Thomas mengungkapkan, ia tidak memiliki ingatan khusus tentang Elon Musk.

"Bahkan berbicara denganmu sekarang, aku tidak bisa membayangkan dia berada di kelas," katanya.

Satu-satunya alasan dia menyimpan kertas-kertas ini adalah karena dia sangat mengingat gurunya, Bass dan kelas itu.

Saat ini, Thomas adalah penasihat keuangan yang tinggal di California selatan, dan banyak kliennya adalah pengusaha teknologi.

Meskipun dia tidak mengingat Musk sama sekali, katanya, dia masih mengutip Profesor Bass, yang meninggal pada tahun 2010.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.