Sukses

Keterbukaan Informasi Munculkan Beragam Tantangan, Apa Saja?

Tantangan untuk menjadi seorang pemimpin sangat beragam. Apalagi di era yang penuh dengan keterbukaan informasi saat ini.

Liputan6.com, Jakarta Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyatakan tantangan untuk menjadi seorang pemimpin sangat beragam. Apalagi di era yang penuh dengan keterbukaan informasi saat ini.

Hal ini diungkapkan Ridwan Kamil dalam diskusi Fisipol Leadership Forum: Road to 2024 di Universitas Gadjah Mada (UGM).

Dia membeberkan, tantangan-tangan tersebut antaran lain kesehatan masyarakat, investasi, ekonomi, dan sebagainya. Hal tersebut membuat seorang pemimpin harus memiliki strategi-strategi jitu untuk mengatasi berbagai problem mendatang, yang pasti semakin kompleks.

"Berbagai strategi yang harus dihadapi itu setidaknya ada tujuh. Harus jadi juara investasi, kedaulatan pangan, infrastruktur kesehatan, manufakturing 4.0, digital, ekonomi hijau, dan pariwisata regional," tuturnya, dikutip Sabtu (4/12/2021).

Lebih lanjut, Ridwan Kamil juga mengatakan, salah satu ciri pemimpin adalah harus visioner. Kang Emil, sapaan akrabnya, juga mengajak untuk belajar dari Presiden Soekarno yang memiliki pemikiran jangka panjang.

Menurut dia, itu sangat penting untuk dimiliki oleh generasi pemimpin masa depan. Pasalnya, dengan begitu, seseorang akan menjadi pemimpin yang mampu menyuarakan segala hal yang dirasakan oleh masyarakat.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Perubahan Peradaban

Lebih dari itu, seorang pemimpin yang baik dituntut tidak menolak adanya perubahan peradaban, seperti teknologi. Dalam hal ini pemimpin justru harus mengikuti perkembangan teknologi tersebut untuk menjalankan berbagai program.

Misalnya, yang dilakukan oleh Ridwan Kamil, menyeleksi orang untuk menduduki sebuah jabatan sesuai catatan penilaian sebuah sistem.

"Salah-satunya daerah yang tidak mengikuti lelang jabatan di republik ini, adalah Jawa Barat. Itu karena sistem, Artificial Intelligence (AI)-nya kami dalam menyeleksi orang, sehingga tidak ada lagi jual beli jabatan," tutup dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.