Sukses

OECD: Pandemi Covid-19 Picu Merebaknya Tren Keuangan Digital

OECD melihat konsumen dengan literasi keuangan rendah seringkali terjerat penipuan online.

Liputan6.com, Jakarta - Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi atau Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), menyebut pandemi covid-19 mampu memicu munculnya tren keuangan digital di masa pemulihan ekonomi.

“Tren yang dipercepat oleh krisis baru-baru ini, banyak konsumen semakin menggunakan layanan keuangan digital dan telah muncul beberapa opsi keuangan digital untuk pertama kalinya. Namun, yang lain tertinggal karena kurangnya infrastruktur dan akses bisnis,” kata Sekretaris jenderal OECD Yoshiki Takeuchi, dalam Seminar internasional OJK dan OECD di Jakarta, Kamis, (2/12/2021).

Dimana konsumen yang literasi keuangannya rendah seringkali terjerat penipuan online. OECD sendiri menyoroti perkembangan ini memiliki beberapa hal penting, diantaranya pentingnya perlindungan Konsumen Nasional dan kebijakan pendidikan keuangan.

Hal penting lainnya, yaitu pembuat kebijakan harus belajar dari pengalaman ini dan tentu yang utama dilindungi adalah konsumen yang paling rentan agar mereka memahami manfaat dan risiko Layanan Nasional, serta mengetahui bagaimana mengembangkan lanskap Keuangan.

“Pemerintah juga harus memperdalam kapasitas mereka untuk mengandalkan teknologi digital. Tidak hanya layanan keuangan tetapi juga untuk mendukung pendidikan Keuangan,” ujarnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pertumbuhan Global

Lebih lanjut, Yoshiki mengatakan, OECD memprediksi pertumbuhan global akan mencapai 5,6 persen tahun ini sebelum berkurang menjadi 4,5 persen pada 2022, dan 3,2 persen pada 2023.

Memang prediksi tersebut sedikit berubah dari perkiraan sebelumnya sebesar 5,7 persen untuk tahun 2021, sedangkan perkiraan untuk tahun 2022 tidak berubah.

“Menurut data terakhir kami, pemulihan global terus berlanjut, outlook ekonomi oecd yang dirilis kemarin memproyeksikan pertumbuhan PDB Global sebesar 5,6 persen tahun ini dan 4,5 persen tahun depan. Dan 3,2 persen pada 2023. Hal ini karena merebaknya kembali pandemic covid-19,” pungkasnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.