Sukses

Telkom Catatkan Pertumbuhan Laba Bersih Double Digit

Pencapaian ini didukung oleh basis pelanggan yang terus meningkat mencapai 173,5 juta pelanggan atau tumbuh 2,0% YoY, dengan pengguna mobile data sebanyak 120,9 juta pelanggan (tumbuh 3,0% YoY).

 

Liputan6.com, Jakarta PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) mencatatkan kinerja yang memuaskan dengan angka pertumbuhan laba bersih double digit pada triwulan ketiga 2021. Hingga September 2021, laba bersih konsolidasian perseroan mencapai Rp18,9 triliun atau tumbuh 13,1% YoY.

 Perseroan  mencatat pendapatan konsolidasian Rp106,0 triliun atau tumbuh 6,1% dari periode yang sama tahun lalu. Laba  sebelum Bunga, Pajak, Depresiasi, dan Amortisasi (EBITDA) perseroan pun tumbuh sebesar 8,1% YoY menjadi  Rp57,9 triliun. 

Margin EBITDA dan margin laba bersih juga mengalami peningkatan menjadi 54,6% dan 17,8% per kuartal III/2021. Pencapaian ini merupakan output dari komitmen dan konsistensi langkah transformasi  Telkom untuk menjadi perusahaan telekomunikasi digital yang mulai berbuah manis. 

Layanan fixed broadband IndiHome menjadi motor pertumbuhan kinerja perseroan, disusul dengan digital bisnis Telkomsel yang kian  menguat dari waktu ke waktu. 

Pada segmen Mobile, Telkomsel berhasil membukukan pendapatan kuartal III/2021 sebesar Rp65,12 triliun  dengan pertumbuhan laba bersih 7,8% YoY. Pendapatan bisnis digital Telkomsel mencapai Rp50,5 triliun atau  tumbuh 6,0% YoY dengan kontribusi terhadap total pendapatan meningkat dari 73,2% pada kuartal III/2020  menjadi 77,5% pada periode yang sama tahun ini.

Pencapaian ini didukung oleh basis pelanggan yang terus  meningkat mencapai 173,5 juta pelanggan atau tumbuh 2,0% YoY, dengan pengguna mobile data sebanyak  120,9 juta pelanggan (tumbuh 3,0% YoY). Lalu lintas data tumbuh signifikan 50,4% dari periode yang sama tahun lalu menjadi 9.812 Petabyte, dengan total konsumsi data 10.059 Megabyte per pelanggan data atau  tumbuh 38,6% YoY. Pembangunan infrastruktur secara agresif terus dilakukan agar layanan digital Telkomsel  berjalan optimal.

Pada September 2021, Telkomsel membangun 132.293 Base Transceiver Station (BTS)  berbasis 4G. Total BTS yang dimiliki hingga akhir kuartal III/2021 mencapai 245.710 unit atau tumbuh 7,6% YoY  yang 79,5% di antaranya adalah BTS 3G/4G yang tumbuh 9,7% dibanding kuartal III/2020. 

Pada segmen Consumer, pendapatan IndiHome tumbuh 21,9% YoY menjadi Rp19,6 triliun dengan EBITDA  margin IndiHome yang kian meningkat menjadi 50,0% pada akhir kuartal III/2021. Hal ini didorong  penambahan 450 ribu pelanggan baru sehingga total pelanggan IndiHome pada akhir September 2021  mencapai 8,47 juta atau tumbuh 9,2% YoY. 

ARPU IndiHome mengalami peningkatan dari Rp270 ribu pada  kuartal II/2021 menjadi Rp274 ribu pada kuartal III/2021. Peningkatan ARPU dipengaruhi oleh pendapatan dari  add-ons yang tumbuh cukup besar terhadap pendapatan IndiHome.

Untuk meningkatkan kualitas dan  pengalaman digital terbaik bagi pelanggan, IndiHome secara kontinyu melakukan pengayaan konten melalui  kerja sama strategis dengan penyedia konten (content provider) global, seperti Viu, layanan video streaming  beragam tayangan Asia. IndiHome juga menambahkan kanal Neptune TV, kanal dokumenter kehidupan laut  yang bekerja sama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan.  

Hingga September 2021, segmen Enterprise mencatat kinerja yang kian membaik dan mengesankan dengan  pendapatan Rp13,8 triliun atau tumbuh 20,5% YoY, dimana layanan IT dan solusi konektivitas untuk korporasi  masih menjadi kontributor terbesar. 

Sementara itu, segmen Wholesale dan International mencatat  pendapatan Rp10,5 triliun atau tumbuh 2,6% YoY dikarenakan pertumbuhan bisnis menara telekomunikasi,  data center dan A2P services. 

“Alhamdulillah hingga penghujung kuartal III/2021,  Telkom mampu mencatat kinerja yang semakin baik dan on the right track dengan apa yang kami rencanakan. Pencapaian ini tentunya sangat dipengaruhi oleh transformasi yang gencar Telkom lakukan, termasuk dengan  strategi penguatan kapabilitas yang kami jalankan, baik itu melalui pembangunan sendiri, menjalin kemitraan  strategis maupun strategi inorganik seperti akuisisi. Telkom akan terus mempercepat transformasi dan  penataan portofolio demi value creation yang optimal bagi TelkomGroup, stakeholder serta bangsa dan  negara,”ujar Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah.

Dari bisnis menara telekomunikasi, Mitratel selaku anak usaha Telkom baru saja melakukan penawaran saham  perdana (Initial Public Offering) yang tercatat di Bursa Efek Indonesia pada 22 November 2021 dengan kode  MTEL. Mitratel berhasil meraup dana hingga Rp18,8 triliun dari aksi korporasi ini, dimana 90% diantaranya aja  digunakan untuk belanja modal demi mengembangkan bisnis Mitratel baik secara organik maupun inorganik,  sejalan dengan strategi perusahaan. Sementara 10% sisanya akan digunakan untuk modal kerja dan kebutuhan  perseroan lainnya.  

Hingga kuartal III/2021, Mitratel mencatat pendapatan, EBITDA dan laba bersih double digit dengan  pertumbuhan yang positif. Saat ini Mitratel mengelola lebih dari 28.079 menara telekomunikasi yang tersebar  di seluruh Indonesia dengan tenancy ratio 1,5x.

Menara telekomunikasi yang dimiliki Mitratel berada di lokasi  strategis dimana 57% diantaranya berada di luar Jawa. Potensi bisnis Mitratel akan semakin baik seiring dengan kehadiran 5G yang meningkatkan kebutuhan operator akan menara telekomunikasi. 

Selain bisnis utamanya di  bidang menara telekomunikasi, Mitratel juga melakukan ekspansi portfolio jasa turunan menara seperti project  solutions, managed services, fiberisasi dan digital services untuk mengakselerasi iklim digital di Indonesia.  

Pada platform digital, data center dan cloud masih menjadi fokus bisnis Telkom yang terus berkembang secara  signifikan seiring meningkatnya aktivitas para pemain bisnis digital. Platform data center dan cloud yang kuat  menjadi kunci penting bagi Telkom dalam menghadirkan beragam layanan dan solusi digital untuk  meningkatkan pengalaman digital pelanggan.

Perseroan mencatat pendapatan bisnis data center dan cloud  hingga kuartal III/2021 sebesar Rp1,1 triliun atau tumbuh 19,7% YoY. Telkom memiliki 26 data center yang  terdiri dari 21 data center domestik dan 5 data center yang berada di luar negeri, termasuk data center tier 3  dan 4 di Jurong, Singapura. 

Demi memberikan valuasi yang lebih besar, Telkom tengah melakukan review dan penilaian terhadap rencana  konsolidasi data center menjadi satu entitas di bawah TelkomGroup. Rencana ini masih dalam tahap kajian  untuk memperoleh opsi terbaik demi penciptaan nilai yang optimal baik bagi TelkomGroup dan stakeholders.  Adapun proses ini rencananya dapat selesai direalisasikan sekitar 2-3 tahun kedepan. 

“IPO Mitratel menjadi satu milestone penting bagi TelkomGroup dalam memantapkan langkah sebagai digital  telco. Hal ini juga menjadi pemacu semangat kami untuk menyiapkan milestone berikutnya, yaitu unlock value bisnis data center. Kami tengah mengkaji opsi terbaik demi value creation yang optimal agar nantinya dapat  memberikan dukungan yang signifikan dalam pengembangan ekosistem digital,” ungkap Ririek.

Selanjutnya pada bisnis digital, investasi Telkomsel di Gojek pada November 2020 dan Mei 2021 telah  memperkuat inisiatif strategis kedua perusahaan dalam memberikan manfaat baru bagi penggunanya serta  mendukung percepatan digitalisasi di sektor UMKM. Sejauh ini, Telkomsel telah mencatatkan capital gain  mencapai Rp350 miliar. 

Dari sisi pertumbuhan bisnis, investasi di Gojek juga memperlihatkan hasil yang positif jika dilihat dari  pertumbuhan kuartal III/2021 dibandingkan dengan kuartal I/2021. Seperti ARPU driver yang menjadi user  paket kolaborasi swadaya meningkat sebanyak 4%. 

Juga drivers yang menjadi reseller Telkomsel tumbuh meningkat  mencapai 51% yang diikuti dengan kenaikan jumlah transaksi sebesar 97%, dan pertumbuhan merchant GoFood yang menggunakan MyAds melalui aplikasi Gobiz naik sebesar 146%. Sehingga selain memberikan  dampak di masyarakat, juga berkontribusi positif pada pertumbuhan bisnis Telkomsel. 

Tak hanya menjalin kemitraan strategis, untuk meningkatkan kapabilitas digital perusahaan, Telkom melalui  perusahaan ventura MDI juga konsisten menambah nilai dan jumlah investasi pada perusahaan-perusahaan  rintisan (startups) potensial dari dalam dan luar negeri. 

Strategi investasi pada startup yang dilakukan  perseroan tidak semata fokus pada peningkatan nilai investasi (capital gain) saja, namun juga dari peluang  kolaborasi yang mungkin dilakukan para perusahaan rintisan terhadap berbagai lini bisnis di TelkomGroup  untuk membangun sinergi dalam meningkatkan bisnis dan profitabilitas perusahaan. 

MDI telah mendanai lebih  dari 50 startups dari 12 negara dimana 28 diantaranya merupakan karya anak bangsa. Saat ini, startups portofolio MDI tercatat sudah 3 yang IPO dan 3 yang masuk dalam kategori unicorn. 

Perseroan telah menggunakan belanja modal sebesar Rp18,6 triliun hingga kuartal III/2021 atau 17,5% dari  total pendapatan. Belanja modal terutama digunakan untuk memperkuat infrastruktur jaringan dan  pendukung untuk meningkatkan kapasitas, baik pada fixed line maupun mobile business demi pengalaman  digital pelanggan yang lebih baik.  

“Kinerja Telkom yang kian membaik ini juga tidak lepas dari penanganan pandemi di Indonesia yang menjadi  momentum yang tepat untuk pemulihan ekonomi nasional. Kami berharap dan optimistis bahwa kinerja  perseroan hingga akhir tahun 2021 juga akan tumbuh positif. Semoga hal ini juga berdampak ke kinerja saham  yang akan terus menguat dan dapat menggaet semakin banyak investor lokal maupun asing untuk berinvestasi  di Indonesia,” tutup Ririek.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.