Sukses

Bos Lippo Yakin Ekonomi Indonesia Bisa Pulih di Tahun Macan Air

Meski diakui masih terdapat beberapa tantangan dari sisi makro terkait inflasi hingga pertumbuhan kredit yang minim.

Liputan6.com, Jakarta - Perekonomian Indonesia diprediksi pulih mengacu pada laju pertumbuhan ekonomi positif di 2021 sebesar 3,5 persen sampai 4 persen. Di "Tahun Macan Air" ini juga dinilai terbuka banyak peluang.

Pandangan optimistis terhadap perekonomian nasional pada tahun 2022 tersebut diungkapkan Direktur Eksekutif Lippo Group John Riady.

Meski, dia mengakui masih terdapat beberapa tantangan dari sisi makro terkait inflasi hingga pertumbuhan kredit yang minim.

Namun juga masih terdapat banyak peluang yang bisa digali demi meraih pertumbuhan maksimal pada tahun ini.

John menilai dengan kesuksesan program vaksinasi yang akan dilanjutkan pada 2022, persoalan pandemi Covid-19 akan jauh lebih terkendali.

“Karena prosentase masyarakat yang telah divaksin lengkap akan semakin tinggi, pemerintah pun sigap mempersiapkan langkah mitigasi dan strategi yang sejauh ini terbukti berhasil,” kata dia, Minggu (10/1/2022).

Dia menilai kemunculan varian Omicron tidak akan separah varian Delta. Hal ini berkat pelaksanaan program vaksinasi nasional yang telah berjalan maupun perintah Presiden Joko Widodo untukdilaksanakan program vaksin booster.

Meski demikian, lanjut John, pandemi Covid-19 berskala global masih membayangi langkah dan strategi perekonomian akibat ganguan terhadap rantai pasok yang telah memicu terjadinya inflasi di beberapa negara maju selain dipicu kebijakan pemangkasan bunga dan pencetakan uang sebelumnya.

“Tentunya, hal ini juga akan berpengaruh terhadap perekonomian nasional. Terutama berimbas terhadap arus masuk dan keluar modal dari luar yang juga akan mempengaruhi nilai tukar maupun pasar keuangan,” tutur dia.

Meskipun demikian, Indonesia dinilai masih memiliki potensi untuk memetik pertumbuhan yang positif pada 2022, di mana Kementerian Keuangan memproyeksikan pertumbuhan ekonomi nasional akan berada pada rentang 4,7 persen-5,5 persen.

Adapun lembaga global seperti Bloomberg mematok pertumbuhan ekonomi RI di kisaran 5,2 persen.

John menilai pandemi Covid-19 yang menghambat interaksi sosial dan mobilitas pada sisi lain telah memunculkan sektor digital yang kuat.

“Dari data yang ada, valuasi ekonomi digital kita sangat tinggi,begitupun proyeksi hingga beberapa tahun ke depan. Pandemi telah mempercepat akselerasi digital ini,karena itu saya yakin ini akan jadi motor pertumbuhan baru,” ungkap John.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Peluang Ekonomi Digital

Berdasarkan data Kementerian Keuangan, valuasi ekonomi digital pada 2021 mencapai Rp 1.005 triliun atau USD 70 miliar.

Sedangkan berdasar riset Google terbaru, perekonomian digital Indonesia pada 2025 diproyeksi menyentuh USD 146 miliar.

Terlebih, kata John, salah satu kekuatan utama ekonomi nasional masih disumbangkan oleh konsumsi domestik.

Dengan kata lain, ungkapnya, secara struktur perekonomian nasional saat ini sangat ampuhuntuk melaju meskipun masih terdapat pandemi yang mengintai.

“Tidak berlebihan untuk mengatakan bahwa Indonesia menjadi negara kawasan yang mempunyaiekosistem digital terbesar, hal inipun semakin ditopang pemulihan daya beli masyarakat.  Walaupun kredit perbankan melambat dan orang banyak menabung, namun transaksi digital semakin membesar,”ungkap John.

Keyakinan ini pula yang mendorong Lippo Group memperkuat kuda-kuda dalam percaturan ekonomi digital.

Tidak heran jika lengan investasi Lippo pada ranah digital yakni PT Multipolar Tbk (MLPL) sangatagresif. MLPL menjadi anak usaha dengan pertumbuhan yang cukup tinggi.

Hingga kuartal II/2021, Multipolar telah mencatatkan laba bersih serta peningkatan pendapatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Laba bersih perseroan mencapai Rp 371 miliar pada periode tersebut.Kinerja itupun mengungkit kapitalisasi pasar MLPL.

Selama setahun, tingkat kenaikan harga saham MLPLmencapai 421,13 persen. Harga saham MLPL pada awal Januari Rp 57 per saham dengan kapitalisasi pasar Rp 827 miliar.

Sementara awal Desember 2021 sempat melambung hingga Rp 5,8 triliun.“Saya tetap meyakini bahwa 2022 adalah momen pemulihan menuju kondisi normal. Normal di siniadalah normal yang baru, di mana ekonomi digital memainkan peran penting,” tutup John.

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.