Sukses

LPS Pastikan Dampak Tapering The Fed Tak Seburuk Taper Tantrum

selama ini the Fed selalu mengkomunikasikan kebijakannya termasuk tapering kepada pelaku pasar.

Liputan6.com, Jakarta Bank Sentral Amerika Serikat (AS) tengah menjalankan kebijakan pengurangan injeksi likuiditas atau tapering pada akhir bulan ini. Dampak dari tapering ini diperkirakan tidak akan sebesar pengurangan pembelian aset dan surat utang (taper tantrum) yang dijalankan pada 2013.

Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan, pasar global telah bersiap terhadap kebijakan tapering yang dijalankan oleh the Fed. Demikian juga pasar di Indonesia. 

"The Fed beberapa minggu yang lalu telah mengumumkan bahwa pada akhir November ini akan mulai melakukan pengurangan pembelian US Treasury atau tapering off. Hal yang perlu diperhatikan efek tantrum secara global maupun Indonesia tidak seburuk seperti tahun 2013 yang lalu," ucapnya dalam webinar BERITASATU bertajuk Economic Outlook 2022, Senin (22/11/2021).

Purbaya menjelaskan, selama ini the Fed selalu mengkomunikasikan kebijakannya kepada pelaku pasar. Oleh sebab itu ketika Bank Sentral AS mengumumkan kebijakan tapering ini maka pelaku pasar sudah bersiap. 

Selain itu, lanjut Purbaya, Jerome Powell Gubernur The Fed menyatakan bahwa tapering ini tidak akan dikuti dengan peningkatan suku bunga segera dalam waktu dekat.

"Perkiraan banyak lembaga riset internasional Kenaikan Fed Rate sendiri baru akan terjadi di kuartal ketiga atau keempat tahun 2022 depan," bebernya.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

The Fed Jalankan Program Tapering

Sebelumnya, Bank Sentral AS atau The Federal Reserve (The Fed) akan mulai menarik dana miliaran dolar AS yang telah disebar atau disuntikkan ke dalam perekonomian selama pandemi Covid-19 atau tapering. 

Gubernur Bank Sentral AS Jerome Powell menjelaskan, The Fed memperkirakan pertumbuhan ekonomi AS akan menguat selama sisa tahun ini, seperti dikutip dari BBC, Kamis (4/11/2021). Namun dia mengatakan otoritas moneter di AS tersebut masih harus bersabar untuk menaikkan suku bunga.

Pembelian oleh The Fed atas treasuries (surat utang) dan sekuritas yang didukung hipotek akan dikurangi sebesar USD 15 miliar bulan ini, kata Powell setelah pertemuan dengan komite yang menetapkan kebijakan The Fed.

Ekonomi AS telah pulih kembali karena peluncuran vaksin memungkinkan pertokoan, restoran, sekolah, dan tempat kerja dibuka kembali.

Tetapi masalah rantai pasokan dan kekurangan pekerja membuat sejumlah bisnis di sana berjuang untuk memenuhi permintaan yang meningkat, dan harga telah naik pada tingkat tertinggi dalam tiga puluh tahun.

Powell mengakui ada "kenaikan harga yang cukup besar di beberapa sektor" dengan inflasi sebesar 4,4 persen pada bulan September, "jauh di atas" target 2 persen The Fed. 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.