Sukses

Indonesia Perjuangkan Kemudahan Akses Vaksin dalam Presidensi G20

Presidensi G20, Indonesia akan fokus pada tiga isu utama dari dampak pandemi Covid-19.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan sebagai Presidensi G20, Indonesia akan fokus pada tiga isu utama dari dampak pandemi Covid-19. Antara lain perubahan endemi menjadi endemi, peran G20 di sektor kesehatan dan sektor keuangan.

"Ada tiga isu yang akan didorong dalam setiap pertemuan G20 yakni perubahan pandemi jadi endemi, peran G20 di sektor kesehatan dan sektor keuangan," kata Airlangga di Jakarta, Senin (22/11).

Tiga isu tersebut akan dibahas dalam pertemuan antar negara di tingkat menteri maupun pertemuan per kelompok. Menurutnya isu kesehatan masih jadi pusat pembahasan dalam setiap pertemuan. Sebab dalam 2 tahun terakhir vaksin masih menjadi isu geopolitik.

Masing-masing negara berupaya mengamankan dirinya untuk mendapatkan akses vaksin bagi masyarakatnya. Bahkan ada negara yang melarang ekspor vaksin sebelum akselerasi vaksinasi untuk warganya terpenuhi.

"Geopolitik vaksin sempat terjadi, negara mementingkan kepentingan masing-masing, bahkan ada yang melarang ekspor vaksin," kata dia.

Hal ini pun sempat menimbulkan ketidakpastian dan menjadi lebih berbahaya bagi negara yang memiliki penduduk di atas 100 juta jiwa namun tidak memiliki akses terhadap vaksin. Ini sempat terjadi di India dan Amerika Serikat yang melarang vaksinnya diekspor ke luar negeri.

Apalagi Amerika Serikat baru menjual vaksinnya ke luar pada kuartal II tahun ini. Untuk itu, Indonesia akan memainkan perannya sebagai pemimpin Presidensi G20 yang memastikan setiap negara berhak atas akses vaksin.

"Makanya kalau kita tidak cepat, kita tidak bisa mendapatkan akses vaksin sampai 100 juta dosis," kata dia.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Vaksin MRA

Dalam hal ini Indonesia akan berupaya agar vaksin MRA juga bisa diproduksi di dalam negeri. Termasuk berupaya agar vaksin Merah Putih dan vaksin Nusantara bisa disuntikkan sebagai booster. Sehingga Indonesia tidak lagi bergantung pada negara lain untuk memenuhi kebutuhannya.

"Sehingga ketergantungan dengan devisa (untuk impor vaksin) ini bisa berkurang karena sekarang dunia saling bergantung," kata dia.

Menurutnya tidak akan ada negara di dunia yang aman dari Covid-19 selama akses terhadap vaksin masih sulit bagi sebagian negara. Maka, Indonesia akan mendorong kemudahan akses vaksin dalam Presidensi G20.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.