Sukses

Harga Emas Turun ke Level Terendah Seminggu, Imbas Rencana The Fed

Harga emas turun ke level terendah satu minggu pada hari Jumat

Liputan6.com, Jakarta Harga emas turun ke level terendah satu minggu pada hari Jumat, terbebani oleh kenaikan dolar AS setelah Gubernur Federal Reserve Christopher Waller menyerukan pengurangan awal dukungan ekonomi untuk membantu memetakan kebijakan moneter yang lebih ketat.

Dilansir dari CNBC, Sabtu (20/11/2021), harga emas di pasar spot turun 0,6 persen menjadi USD 1,848,05 per ounce pada 14:42 ET. Emas berjangka AS menetap 0,5 persen lebih rendah pada USD 1,851.60.

Indeks dolar AS naik 0,5 persen terhadap para pesaingnya, membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

"Harga emas turun setelah beberapa hawkish Fed berbicara tentang percepatan tapering yang mendorong dolar," kata Edward Moya, analis pasar senior di broker OANDA.

"Inflasi dan pembicaraan Fed adalah katalis utama untuk emas dan saat ini para pedagang perlu melihat apa yang terjadi selama beberapa minggu ke depan sebelum memiliki keyakinan kuat untuk menilai apa yang akan dilakukan Fed mengenai suku bunga."

Waller mengatakan bank sentral AS harus meningkatkan laju pengurangan pembelian obligasi untuk memberikan lebih banyak kelonggaran untuk menaikkan suku bunga dari level mendekati nol.

Harga emas sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga AS, karena hal ini meningkatkan biaya peluang untuk memegang emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kasus Covid-19 di Eropa

Pasar saham mengalami kemunduran setelah berita bahwa Austria akan memberlakukan kembali penguncian penuh untuk mengatasi gelombang baru infeksi virus corona dan tanda-tanda bahwa Jerman mungkin melakukan hal yang sama.

Analis Saxo Bank Ole Hansen mengatakan dalam sebuah catatan bahwa penguncian di Eropa telah membantu memberikan logam kuning dorongan baru.

“Inflasi panas baru-baru ini, terutama 6,2 persen yang tercatat di AS, kemungkinan akan terus mendukung emas dalam pertahanannya terhadap dolar yang lebih kuat,” tambah Hansen.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.