Sukses

Lewat JMFW, Kemendag-Kadin Ingin Indonesia Jadi Kiblat Industri Fesyen Muslim Dunia

Nilai pasar fesyen muslim di Indonesia saat ini baru mencapai USD 16 miliar.

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Perdagangan bekerja sama dengan Indonesian Fashion Chamber dan dengan dukungan dari Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) bersiap untuk peluncuran acara ‘Embracing Jakarta Muslim Fashion Week’ di Aquatic Gelora Bung Karno, Jakarta pada 18 November mendatang.

Acara pertunjukkan karya busana muslim yang rencananya digelar pada Oktober 2022 itu juga melibatkan kerja sama dengan 15 perguruan tinggi fashion di Indonesia.

"Ketika berbicara soal perdagangan, kita selalu berbicara soal supply. Maka dari itu, kita sekarang ingin meng-capture daripada kekuatan pasar Indonesia, yaitu bagaimana domestic market Indonesia khususnya untuk pasar fesyen muslim ini bisa kita ekstensifkan untuk menjadi kekuatan pilar ekonomi Indonesia ke depan," kata Menteri Perdagangan RI Muhammad Lutfi tentang latar belakang Jakarta Muslim Fashion Week, dalam acara konferensi pers daring "Kick Off Embracing Jakarta Muslim Fashion Week,' Kamis (11/11/2021).

Mendag Lutfi menyoroti nilai pasar fesyen muslim di Indonesia sebesar USD 16 miliar.

"Menurut saya jumlah itu bisa jauh lebih besar, karena Iran, yang produknya 110 juta industri fesyen muslimnya sudah mencapai lebih dari USD 53 miliar. Jadi dari USD 16 miliar itu kita hanya mengekspor USD 500 juta, sedangkan ekspor garmen kita ini totalnya USD 11 miliar. Dengan jumlah yang kecil itu, maka kita ingin mengekstensifkan kekuatan pasar kita guna menciptakan indutri yang bagus," kata dia.

Dalam kesempatan itu, Mendag Lutfi mengakui bahwa Kementerian Perdagangan bukan ahli dalam mengembangkan pasar fesyen. Tetapi, ia menjelaskan, Kemendag tetap bertugas untuk menarik industri, akademisi, hingga para designer bisa berkolaborasi bersama untuk menciptakan kekuatan pasar fesyen muslim Indonesia.

"Jadi dengan ini kita akan embrace seluruh asosiasi designer dan stakeholder mana pun yang berada dalam area terkait (fesyen)," ujar Anne Patricia Sutanto, Perwakilan Kadin sekaligus Wakil Ketua Komite Promosi Fashion Muslim Nasional.

"Ada juga Asosiasi Pertekstilan Indonesia, tapi kami juga akan merangkul dari hulu ke hilir yang menunjang sektor atau stakeholder dari muslim fashion," lanjutnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pencapaian Ekspor Indonesia

 

Dalam kesempatan itu, Mendag Lutfi membeberkan bahwa pada tahun 2020, surplus ekspor Indonesia sudah melihat kemajuan.

"Jadi kalau kita lihat pada tahun 2020 itu sebenarnya bagus, kita (Indonesia) surplus USD 21,7 miliar. Kemudian angkanya pada Januari-September 2021 ini sudah lewat USD 25 miliar. Jadi kalau angkanya konsisten di tiga kuartal pertama ini, yaitu kuartal Oktober-Desember, maka surplus kita akan mendekati atau melampaui USD 30 miliar sebagai surplus tertinggi dalam sejarah Indonesia," kata Mendag Lutfi.

"Jadi ini penting, kita melihat bagusnya pertumbuhan ekspor Indonesia yang hampir mencapai 40 persen dan impornya tumbuh lebih dari 33 persen. Hal ini menunjukkan bahwa perekomonian Indonesia dalam situasi super cycle komoditas ini sangat baik, dan tugas kita adalah menjaga iklim dari ekspor tersebut supaya kita bisa mendapatkan keuntungan tertinggi," tambahnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.