Sukses

Arti Hari Pahlawan 10 November Bagi Pengusaha John Riady

Pengorbanan para pahlawan layak menjadi inspirasi generasi masa kini untuk berkorban demi kemajuan dan kemakmuran bangsa, khususnya di era digitalisasi ekonomi.

Liputan6.com, Jakarta Pengusaha yang merupakan Direktur Eksekutif Lippo Group John Riady memiliki arti sendiri dalam peringatan Hari Pahlawan yang jatuh pada 10 November.

Bagi John, momentum Hari Pahlawan 10 November memberikan pelajaran bahwa perjuangan memerdekakan negeri ini butuh pengorbanan yang besar dari setiap pemuda kala itu.

Hari bersejarah yang mengambil semangat kegigihan para pemuda bertempur melawan Inggris sebagai pemenang Perang Dunia II di Surabaya pada 1945 memuat pelajaran moral berharga buat generasi sekarang.

"Nilai pengorbanan serta gelora anti penjajahan, dan semangat persatuan seharusnya mampu melecut perjuangan generasi masa kini," kata dia.

Semangat yang sama, layak menjadi inspirasi generasi sekarang dengan lapangan perjuangan yang berbeda.

“Pahlawan di era digital seperti sekarang ini bukan hanya sekadar orang yang membela negara untuk merebut kemerdekaan. Lebih dari itu, arti pahlawan masa kini, jauh lebih luas. Karena bagi generasi masa kini permasalahan yang dihadapi itu jauh lebih luas,” ujar dia, Rabu (10/11/2021).

Dia mengatakan ini merupakan momen bersejarah sarat makna. Pengorbanan para pahlawan layak menjadi inspirasi generasi masa kini untuk berkorban demi kemajuan dan kemakmuran bangsa, khususnya di era digitalisasi ekonomi.

 

Mewakili generasi masa kini, John Riady mewarisi kisah perjuangan dari sang kakek, Mochtar Riady yang pernah ikut berjuang di Jawa Timur dan mencicipi penjara Lowokwaru, Malang karena tertangkap Belanda.

John mengungkapkan berbagai persoalan di hampir seluruh aspek kehidupan harus dihadapi generasi milenial. Permasalahan-permasalahan lain yang mencakup hampir semua aspek kehidupan – lingkungan hidup, sosial, tenaga kerja, seni, teknologi, dan sebagainya.

“Generasi sekarang punya tantangan dalam lanskap ke-Indonesiaan, kebhinekaan hingga menjaga relasi budaya di negeri ini. Potensi konflik yang besar, ketimpangan ekonomi, hingga tantangan radikalisme intoleransi sangat nyata,” ungkap John.

Dari sejarah Hari Pahlawan inilah, selayaknya generasi muda mengambil ruh semangat, kerja keras, gotong royong, dan rela berkorban dalam konteks kekinian. Sehingga, lahir generasi milenial yang inovatif, adaptif dan konsisten dengan gagasannya.

“Sifat seperti ini akan mampu membuka pintu bagi masa depan diri dan komunitas. Mereka yang bekerja keras, superkreatif, serta tahan banting untuk mewujudkan ide-ide cemerlangnya yang bermanfaat bagi bangsa dan negara akan mencipta sejarah,” ungkapnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pandemi dan Tantangan Ekonomi

Menurut dia, ada 2 tantangan besar dihadapi generasi masa kini, yakni disrupsi era digital sekaligus imbas pandemi Covid-19. Pada prinsipnya, Indonesia memiliki potensi besar tidak saja sebagai pasar ekonomi digital, melainkan harus menjadi pemain penting dari industri tersebut.

Menghadapi dua gelombang besar ini, siapapun yang bergerak di sektor ekonomi diharapkan mampu berkontribusi positif bagi kemakmuran bersama.

Meskipun lanskap bisnis Lippo Group mengalami transformasi, John menilai sikap kepahlawanan yang diwariskan dari sang kakek tetap dipertahankan sebagai prinsip bisnis.

“Kakek saya, Mochtar Riady sebagai pria kelahiran Malang kerap menekankan Indonesia harus memperjuangkan kemandirian ekonomi. Penting sekali untuk kita menjadi negara maju secara ekonomi, dan menekankan pentingnya kontribusi bagi masyarakat dan bangsa,” ujarnya.

Sejalan dengan itu, John mengungkapkan tujuan bisnis Lippo Group bukan hanya profit, melainkan kontribusi kepada para pemangku kepentingan di masyarakat, seperti pemerintahan, masyarakat, karyawan, dan lain-lain.

“Pahlawan-pahlawan milenial haruslah tampil untuk menjadikan bangsa Indonesia tidak sebagai pasar digital, namun sebagai pemain aktif dalam kontestasi digital masa kini,” ungkap John.

Persoalannya, era perekonomian digital sangat berbeda dengan fundamental bisnis konvensional. Pada era sekarang, seluruh pemain industri saling menonjolkan daya kreatif dan inovatif yang memupuk valuasi serta menarik investasi besar, bukan lagi sekadar fokus memperkuat fondasi fundamental bisnis.

“Karena itu, generasi yang super kreatif dan inovatif sangat dibutuhkan agar Indonesia tidak menjadi sekadar pasar, melainkan pula pemain penting pada era ekonomi digital ini, sehingga nilai lebih dan nilai tambah industri mampu memajukan juga memakmurkan negeri ini,” kata John.

Di lain sisi, pandemi memberikan pelajaran berharga terkait kesadaran akan lingkungan hidup, kesehatan, serta kesinambungan kehidupan.

Kenyataannya, dari sisi infrastruktur dan SDM sektor kesehatan, ternyata Indonesia masih banyak kekurangan.

Karena itulah, John mengungkapkan Lippo Group sangat fokus menggarap sektor kesehatan ini melalui jaringan rumah sakit Siloam.

Selama 25 tahun Siloam dikembangkan dengan visi untuk menciptakan ekosistem dunia kesehatan yang kuat dan sinergis. Siloam tidak saja didukung kelengkapan fasilitas, melainkan pula sumber daya manusia dari Fakultas Kedokteran dan Fakultas Keperawatan Universitas Pelita Harapan.

“Selain itu, filosofi pelayanan terbaik juga merupakan kunci. Setiap tenaga kesehatan senantiasa dituntut untuk siaga setiap saat dan selalu dalam tekanan tinggi. Kami juga ikut membantu penanganan Covid-19 saat ini,” kata John.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.