Sukses

Butuh Dana Rp 501 Triliun, Jokowi Tawarkan Proyek Ibu Kota Baru ke Investor UEA

Terkait pembangunan ibu kota baru, di mana Presiden Jokowi menyampaikan bahwa untuk membangun ibu kota baru setidaknya dibutuhkan dana sebesar USD 35 miliar atau sekitar Rp 501 triliun.

Liputan6.com, Jakarta - Usai mengunjungi Ibu Kota Persatuan Emirat Arab (PEA), Abu Dhabi, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang didampingi oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto melanjutkan lawatannya ke Dubai, Kamis (4/11).

Salah satu agenda penting di Dubai antara lain menghadiri Indonesia-Uni Emirat Arab Investment Forum.

Menurut Menko Airlangga, dalam forum ini dibahas beberapa hal yang menjadi prioritas kerja sama antara Indonesia dengan Uni Emirat Arab.

Prioritas yang pertama yaitu terkait pembangunan ibu kota baru, di mana Presiden Jokowi menyampaikan bahwa untuk membangun ibu kota baru setidaknya dibutuhkan dana sebesar USD 35 miliar atau sekitar Rp 501 triliun (kurs 14.317 per dolar AS) .

Selanjutnya kerja sama di bidang transisi energi. "Bapak Presiden menyampaikan akan melakukan transisi ini sebaik mungkin, dengan mengundang investor dan teknologi dengan harga terjangkau,” ujar Airlangga dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (5/11/2021).

Ia menambahkan bahwa saat ini adalah saat yang tepat bagi PEA jika tertarik melakukan investasi untuk energi baru dan terbarukan, “Karena potensi yang dimiliki oleh bangsa kita cukup banyak dan beragam,” tambahnya.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sektor Perdagangan

Sektor prioritas ketiga yang disampaikan dalam forum ini adalah sektor perdagangan. Presiden Joko Widodo menekankan pentingnya diversifikasi perdagangan.

Selain itu, penting pula bagi kedua pihak untuk menyelesaikan proses penyusunan Persetujuan Kemitraan Ekonomi Komprehensif (CEPA) yang ditargetkan akan selesai Maret 2022.

“Kita semua berharap tentunya kerja sama ini dapat terus terjalin, sehingga mendatangkan manfaat (baik) untuk bangsa kita, maupun untuk PEA,” tutup Menko Airlangga.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.