Sukses

Harga Minyak Turun, Investor Ramal Pasokan Melimpah

Harga minyak turun di bawah USD 85 per barel pada hari Selasa

Liputan6.com, Jakarta Harga minyak turun di bawah USD 85 per barel pada hari Selasa, tetapi tetap mendekati level tertinggi tiga tahun dalam perdagangan, menjelang laporan pasokan mingguan AS yang diperkirakan akan menunjukkan kenaikan persediaan minyak mentah karena para pedagang juga melihat ke arah pertemuan OPEC+ hari Kamis.

Analis dalam jajak pendapat Reuters memperkirakan data persediaan minyak mentah mingguan AS menunjukkan kenaikan 1,6 juta barel. Kelompok industri American Petroleum Institute merilis yang pertama dari dua laporan pasokan minggu ini pada 2030 GMT.

Dikutip dari CNBC, Rabu (3/11/2021), harga minyak mentah Brent turun 21 sen, atau 0,3 persen, menjadi USD 84,50 per barel. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 48 sen, atau 0,6 persen, menjadi USD 83,57. Sebelumnya telah turun lebih dari USD 1 per barel.

"Ada sedikit ketidakpastian tentang OPEC dan itu menahan pasar," kata Phil Flynn, seorang analis di Price Futures Group di Chicago. "Tapi kami masih dalam tren naik yang kuat," lanjutnya.

Harga minyak Brent telah melonjak lebih dari 60 persen pada tahun 2021, mencapai level tertinggi tiga tahun di USD 86,70 minggu lalu karena permintaan global telah pulih dan Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutu yang dipimpin oleh Rusia, atau OPEC+, lambat untuk melepas rekor produksi. pemotongan.

Negara-negara konsumen telah menekan OPEC+ untuk berbuat lebih banyak untuk mendinginkan pasar. Tetapi pada pertemuan hari Kamis, aliansi tersebut diperkirakan akan tetap pada rencananya untuk meningkatkan produksi bulanan secara bertahap sebesar 400.000 barel per hari.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Survey

Harga minyak naik lebih awal, didukung oleh survei Reuters pada hari Senin yang menemukan peningkatan produksi OPEC pada Oktober menggarisbawahi kenaikan yang direncanakan karena pemadaman paksa di beberapa produsen.

"Kami mengantisipasi perdagangan yang relatif netral akan berlanjut sampai kami memiliki definisi lebih lanjut dari OPEC tentang rencana produksi Desember," kata Anthony Headrick, analis pasar energi di pialang komoditas CHS Hedging di St. Paul, Minnesota.

Sebagai tanda bahwa harga tinggi mendorong lebih banyak pasokan di tempat lain, BP mengatakan pada hari Selasa bahwa pihaknya akan meningkatkan investasi di bisnis minyak dan gas serpih AS menjadi $ 1,5 miliar pada tahun 2022 dari USD 1 miliar tahun ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.