Sukses

KKP Kembangkan Model Tambak Udang Modern, Hasilkan 40 Ton per Hektare

modelling tambak udang akan dibangun di lahan dengan luas kurang lebih 100 hektare.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) pada 2024 menargetkan produksi udang nasional sebesar 2 juta ton. Salah satu upayanya dengan menerapkan modelling tambak udang  modern teritegrasi.

Sistem itu akan menerapkan Good Aquaculture Practices yang akan dibangun di Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah.

“Modelling tersebut merupakan salah satu implementasi dari terobosan KKP yaitu kebijakan perikanan budidaya berbasis ekspor yang didukung riset kelautan dan perikanan,” ujar Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP TB Haeru Rahayu dalam keterangannya, Rabu (27/10/2021).

“Modelling yang kita kembangkan di Kebumen ini, mudah-mudahan bisa mencapai produktivitas optimum sekitar 40 ton per hektare per siklus. Apabila tambak di Kebumen ini berhasil, maka menjadi satu model untuk percepatan pencapaian target sebanyak 2 juta ton di tahun 2024 nanti,”ujar Tebe.

Informasi, penandatanganan perjanjian kerja sama terkait pembangunan model tambak udang ini telah dilakukan di Jakarta pada 12 Agustus 2021 yang lalu.

“Yang akan dibangun nanti adalah tambak udang yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Jadi bila ada asumsi bahwa tambak udang itu mencemari, gersang dan jelek. Kita nanti akan buat yang tidak mencemari lingkungan, kita kembangkan tambak udang di sini yang enak dilihat sedap dipandang mata. Lalu, penghijauan kita juga anggarkan untuk penanaman mangrove sekitar sempadan pantai,” terang Tinggal Hermawan, Direktur Kawasan dan Kesehatan Ikan, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya KKP.

Ia berpesan masyarakat tidak perlu khawatir karena pembangunan modelling tambak udang di Kebumen ini tidak akan merusak lingkungan. “Kita akan jaga ketat, karena pertimbangan utama pembangunannya ini tentu saja lingkungan. Jadi kalau lingkungan tidak diperhatikan, Menteri Trenggono juga tidak akan berkenan,” tutur Tinggal.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Empat Tujuan

Tinggal Hermawan mengatakan setidaknya ada empat tujuan pembangunan modelling tambak udang di Kebumen ini.

“Pertama kesejahteraan masyarakat pembudidaya di Kebumen. Masyarakat nanti bisa belajar budidaya udang, harapannya kalau sudah belajar kemudian punya modal bisa mengembangkan di tempat lain,” katanya.

Lalu, tujuan kedua yaitu penerimaan negara bukan pajak. Misalnya dengan peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD), dengan nantinya bagaimana mekanisme PAD yang akan didapat dari hasil pembangunan tambak udang ini.

Lalu, menurutnya, yang paling terpenting adalah multiplier effect (efek berganda).

“Selain penyerapan tenaga kerja lokal, nanti akan tumbuh usaha-usaha baru di sekitar kawasan tambak yang mendorong peningkatan ekonomi bagi masyarakat sekitar,” tambahnya.

“Keinginan Bapak Menteri akhir tahun ini ada ground breaking, lalu awal tahun 2022 kita mulai membangun dan akhir tahun 2022 kita sudah bisa diuji coba. Kalau ini terlaksana dengan lancar, tahun 2023 kita sudah bisa produksi,” tutup Tinggal.

 

3 dari 3 halaman

Lahan 100 Hektare

Saat dimintai keterangannya, Bupati Kabupaten Kebumen, Arif Sugiyanto menyebutkan modelling tambak udang ini akan dibangun di lahan dengan luas kurang lebih 100 hektare.

“Tentunya akan ada penyerapan daripada sumber daya manusia atau tenaga kerja dari desa setempat ataupun kecamatan setempat. Nanti tanggal delapan November akan diberangkatkan untuk pelatihan dan belajar di BBPBAP Jepara,” terangnya.

“Saya Bupati dan seluruh masyarakat Kebumen, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Di Indonesia ini pertama kali dibangun yaitu di Kabupaten Kebumen. Berbahagialah karena kawasan ini secara RTRW-nya adalah kawasan industri, baik industri manufaktur maupun industri berbasis kelautan dan perikanan,” tutur Arif.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.