Sukses

Bangun Smart City, Menteri PUPR Belajar dari Korea Hadapi Perubahan Iklim

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, turut mencermati proyeksi pembangunan kota dalam menghadapi ancaman perubahan iklim

Liputan6.com, Jakarta Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, turut mencermati proyeksi pembangunan kota dalam menghadapi ancaman perubahan iklim. Untuk itu, dirinya bersama Kementerian PUPR ingin belajar dari Korea Selatan.

Basuki memperkirakan, pertambahan penduduk di perkotaan nantinya akan mencapai 60 persen, dimana seluruhnya pasti membutuhkan hunian. Pembangunan tempat tinggal baru tersebut pastinya akan bersinggungan dengan kebutuhan energi.

"Kita ketahui setiap hunian itu menggerakan tidak kurang dari 140 industri lainnya. Mau air conditioning, mau hairdryer, mau ricecooker, mau kulkas, pasir, bata. Itu semua membutuhkan energi," kata Menteri PUPR dalam acara puncak Hari Habitat dan Kota Dunia 2021 secara virtual, Rabu (27/10/2021).

Tak hanya hunian, Menteri Basuki menambahkan, seluruh pembangunan infrastruktur ke depan juga wajib memperhatikan tanggung jawab untuk menjaga bumi dari ancaman peningkatan gas emisi

"Pertumbuhan penduduk tadi dengan kebutuhannya pasti menaikan emisi karbon, dari AC pasti keluarkan emisi. Dari jalan raya, sawah, semua ada gas rumah kacanya," ujar dia.

Menghadapi hal tersebut, Kementerian PUPR disebutnya telah mempersiapkan 8 indikator pembangunan rumah atau kota hijau. Beberapa diantaranya seperti smart city, water resilience city, earthquake resilience city, yang semuanya menuju ke arah pengurangan emisi.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Belajar dari Korea Selatan

Berkaca pada tantangan tersebut, Menteri Basuki ingin belajar dari Korea Selatan yang tengah membangun kota pintar dengan skema eco delta smart city. Bukan hanya berbasis teknologi digital, ia menekankan, kota pintar tersebut juga dirancang untuk mengantisipasi ancaman perubahan iklim.

"Kebetulan saya ikut groundbreaking-nya. Sekarang kita akan diundang ke sana, saya ingin lihat progres-progresnya. Karena ada special rumah yang memang didesain untuk future, the smart home," ungkap Menteri Basuki.

"Sekarang mereka sedang menyeleksi penduduk yang mau tinggal di situ. Kalau kita lihat Panasonic Smart Home, itu orang sudah enggak ketemu orang lagi, mau pesen KFC gitu tinggal pesen, nanti tau-tau sudah ada di kotak pos," tuturnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.