Sukses

Menteri Teten Puji UMKM Kopi Garut yang Berhasil Mendunia

Produk-produk dari Garut, salah satunya kopi memiliki permintaan yang tinggi dan justru salah satu tertinggi di dunia.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyambut kemajuan UMKM di wilayah Garut, Jawa Barat yang sebagian bergerak di sektor pertanian.

Teten Masduki mengungkapkan bahwa produk-produk dari Garut, salah satunya kopi memiliki permintaan yang tinggi dan justru salah satu tertinggi di dunia.

"UMKM di sana banyak di sektor pertanian, selain perdagangan. Produk-produk dari Garut, salah satunya kopi, melihat permintaan yang tinggi, dan justru salah satu tertinggi di dunia," kata Teten Masduki kepada Liputan6.com dalam acara Poscast Nusantara pada Selasa (26/10/2021).

Namun di manca negara, salah satunya di Brazil, produksi kopi sedang jatuh karena adanya cuaca yang ekstrim, sehingga berdampak pada produksi kopi di sana.

Hal itu menyebabkan banyaknya permintaan ekspor dan impor kopi beralih ke negara lain, termasuk Indonesia.

Dalam kesempatan itu, Menteri Teten Masduki juga mengatakan bahwa pemerintah menyalurkan bantuan berupa hibah untuk pelaku UMKM yang kesulitan mengaktifkan kembali usahanya, karena terdampak pandemi COVID-19.

"Tahun ini ada 12 juta pelaku UMKM yang kita berikan hibah dan banyak menuai respons yang baik," ungkapnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pengembangan UMKM di Daerah Jangan Hanya Mikro Saja

Menteri Koperasi dan UKM RI Teten Masduki juga mengatakan bahwa ia meyakini semua pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di daerah memiliki potensi untuk berkembang.

UMKM di daerah juga banyak yang sudah relatif maju, memiliki akses ke pembiayaan, akses ke pasar, dan model bisnisnya juga kompetitif.

"Tetapi sebagian besar UMKM di daerah adalah mikro, bahkan ultra mikro. Kami sekarang sudah bicara dengan kepala daerah, asosiasi, agar kedepannya, jumlah usaha yang mikro dan ultra mikro ini dikurangi," kata Teten Masduki.

"Karena kalau terus kita perbanyak, meskipun akses pembiayaan lebih banyak untuk usaha mikro, tetapi kasian bagi mereka yang menjual seblak, bakso, dan bubur, karena akan semakin sedikit rezeki mereka atau ada nilai ekonomi yang harus dibagi," bebernya.

Teten Masduki juga menyampaikan bahwa pihaknya terus berupaya mengarahkan kepada mereka di daerah untuk mencari UMKM yang memiliki potensi untuk dibesarkan, sehingga penyerapan tenaga kerja lebih besar.

"Karena itu strategi dari informal ke formal salah satunya adalah kita membidik UMKM yang memiliki potensi pembesaran di skala usaha, perluasan pasar, dan pembiayaan sekarang juga sudah mendukung untuk langkah itu," terang Teten Masduki.

"Jadi bukan secara terus menerus mengembangkan yang mikro saja," ujarnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.