Sukses

Harga Emas Antam Naik Cuma Rp 1.000 per Gram pada 25 Oktober 2021, Jadi Berapa?

Konsumen bisa memeriksa langsung harga emas Antam melalui portal logammulia.com.

Liputan6.com, Jakarta PT Aneka Tambang atau Antam hari ini menjual emasnya naik Rp 1.000 per gram. Harga emas Antam tercatat sebesar Rp 929 ribu per gram pada Senin, 25 Oktober 2021 ini.

Hal serupa berlaku untuk harga emas Antam buyback. Harganya juga naik Rp 1.000 per gram menjadi Rp 816 ribu per gram. Harga buyback merupakan patokan Antam saat konsumen kembali menjual emas miliknya.

Konsumen bisa memeriksa langsung harga emas Antam melalui portal logammulia.com. Pada pukul 08.05 WIB, mayoritas ukuran emas Antam masih tersedia.

Antam menjual emas dengan ukuran mulai 0,5 gram hingga 1.000 gram. Antam tak hanya menyediakan emas dalam bentuk batangan. Tetapi ada koin dinar, dirham maupun emas koleksi lainnya.

Untuk harga emas Antam bercorak batik dengan ukuran 10 gram ditetapkan Rp 9.640.000. Sementara untuk ukuran 20 gram dijual Rp 18.640.000.

Harga emas Antam sudah termasuk PPh 22 sebesar 0,9 persen. Jika menyertakan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dapat memperoleh potongan pajak lebih rendah (0,45 persen).

Berikut rincian harga emas Antam:

* Pecahan 0,5 gram Rp 514.500

* Pecahan 1 gram Rp 929.000

* Pecahan 2 gram Rp 1.798.000

* Pecahan 3 gram Rp 2.672.000

* Pecahan 5 gram Rp 4.420.000

* Pecahan 10 gram Rp 8.785.000

* Pecahan 25 gram Rp 21.837.000

* Pecahan 50 gram Rp 43.595.000

* Pecahan 100 gram Rp 87.112.000

* Pecahan 250 gram Rp 217.515.000

* Pecahan 500 gram Rp 434.820.000

* Pecahan 1.000 gram Rp 869.600.000.

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Prediksi Harga Emas

Ancaman inflasi yang meningkat jadi faktor paling berpengaruh untuk pasar emas. Sejumlah analis meramal, harga emas berpotensi bisa melesat hingga kisaran USD 1.830 per ounce.

Pada Jumat (22/10/2021) pekan lalu, harga emas didorong ke level tertinggi selama enam pekan. Itu karena meningkatnya tekanan inflasi yang telah mendorong tingkat impas (breakeven rate) dalam obligasi 5 tahun ke level tertinggi dalam satu dekade.

Inflasi merupakan masalah global yang terus berkembang saat ini. Data Kanada pada pekan lalu menunjukkan, harga konsumen naik ke level tertinggi dalam 13 tahun pada bulan lalu.

Sementara di Inggris, tekanan inflasi tetap tinggi dan di atas target Bank of England selama dua bulan berturut-turut.

Namun, emas kehilangan pengaruh kuatnya saat harga jualnya jatuh USD 30 dalam hitungan menit pasca Ketua The Federal Reserve Jerome Powell yang beritikad mengurangi ancaman inflasi.

Mengutip dari laman kitco.com, Senin (25/10/2021), Powell menegaskan pandangannya bahwa bank sentral AS berada di jalur yang tepat untuk mengurangi pembelian obligasi bulanan sebelum akhir 2021. Dia menambahkan, pembelian obligasi bulanan diharapkan akan berakhir pada pertengahan 2022.

Namun, tidak semua analis yakin bahwa Powell dan The Fed akan mampu mengatasi ekspektasi inflasi yang meningkat.

Daniel Pavilonis, broker komoditas senior di RJO Futures, mengatakan bahwa kenaikan imbal hasil dapat menunjukkan ekspektasi inflasi menjadi tidak terkendali. Dengan aktivitas ekonomi yang mulai melambat, The Fed akan memiliki perangkat yang terbatas.

"Saya tidak berpikir The Federal Reserve memiliki kemampuan untuk membawa inflasi kembali terkendali. Kami melihat risiko stagflasi terus tumbuh dan itu akan baik untuk emas dan semua komoditas. Emas akan baik-baik saja, seperti investor melihatnya sebagai aset waktu," tuturnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.