Sukses

2 Penyebab Singapura Dilanda Krisis Energi

Indonesia dinilai aman dari kemungkinan terkena krisis energi.

Liputan6.com, Jakarta Ada dua faktor penyebab Singapura mengalami krisis energi. Pertama ini terjadi karena permintaan dalam negerinya meningkat seiring pembukaan kembali aktivitas ekonomi.

"Bisa dibayangkan ekonomi yang macet karena pandemi, serentak mulai beraktivitas lagi tentu butuh banyak energi," kata Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira kepada merdeka.com, Minggu (24/10/2021).

Faktor kedua, karena negara tetangga tersebut mengandalkan energi berasal dari gas mencapai sekitar 95 persen. Namun faktanya, sejak Juli ada gangguan pasokan gas dari Natuna.

"Kebijakan Pemerintah Indonesia juga cenderung mengamankan pasokan gas untuk kebutuhan dalam negeri. Ini buat guncang energi Singapura," katanya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bagaimana dengan Indonesia?

Dia melanjutkan, Indonesia sendiri sebetulnya tidak menjadi masalah jika terjadi kekurangan pasokan gas dan batu bara.

Seperti dialami Singapura yang menggantungkan diri dari sumber daya alam itu. Masalah Indonesia justru terjadi pada Bahan Bakar Minyak (BBM).

Sebab, Indonesia bukan net exportir lagi yang surplus minyak akan tetapi justru impor minyak mentah. Berdasarkan data periode Januari - September 2021 impor minya mentah menembus USD5 miliar atau naik 80,1 persen dibanding tahun lalu.

"Kita mesti was-was soal minyak mentah ini. Karena harga BBM di dalam negeri sangat dipengaruhi harga minyak dunia. Tercatat harga minyak mentah dunia rata-rata naik 72 persen sejak awal tahun 2021. Ini bukan kabar baik karena sebentar lagi inflasi akan meningkat," pungkas dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.