Sukses

Begini Cerita Awal Mula Lahirnya Forum Negara-negara G20

Para anggota G20 memiliki peran penting saling berkaitan. Jika terjadi satu krisis di negara anggota G20, akan berimbas pada anggota lainnya.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkap awal mula lahirnya forum pemimpin dunia G20. Keberadaan lembaga ini disebut sejak awal lahir merupakan respons terhadap krisis yang melanda negara-negara secara global.

Bahkan Menkeu mengatakan bahwa anggota G20 ini memiliki peran penting yang saling berkaitan dengan negara lainnya. Pasalnya, jika terjadi satu krisis di negara anggota G20, akan berimbas pada anggota lainnya.

Awalnya, Sri Mulyani bercerita pertemuan G20 ini hanya dihadiri pimpinan bank sentral dan sejumlah menteri keuangan di tiap negara. Ini sebagai respons terhadap krisis moneter, yang bermula dari wilayan Asia Tenggara karena meningkatnya nilai tukar mata uang lokal terhadap dolar AS.

Namun, pada krisis global kedua di tahun 2008, pertemuan G20 tak lagi dihadiri hanya oleh menteri keuangan tiap negara, namun telah dihadiri para pimpinan negara.

“Karena yang kedua ini juga berimbas bukan coba kepada sektor ekonominya, tapi juga politik, maka perlu peran kepala negara,” katannya dalam Peluncuran Buku Melintasi 3 Krisis Multidimensi, Minggu (24/10/201).

“Sebelumnya, yang kumpul itu menteri keuangan dan bank sentral, melihat list negara yang punya peran sentral, tetapi di krisis kedua, krisisnya gede, forum tak cukup Cuma menteri keuangan dan bank sentra salah, maka ditingkatkan jadi kepala negara,” paparnya.

Diketahui, G20 beranggotana 20 negara, diantaranya Australia, Kanada, Arab Saudi, Amerika Serikat, India, Rusia, Afrika Selatan, Turki, Argentina Brazil dan Meksiko.

Selanjutnya, Perancis, Jerman, Italia, Inggris Raya, China, Indonesia, Jepang, dan Korea Selatan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Belajar dari Krisis

Terkait presidensi G20 yang bakal digelar di Indonesia pada akhir tahun ini, Sri Mulyani menyebut akan dibahas mengenai upaya mengatasi krisis karena pandemi Covid-19.

Namun, ia menekankan, forum akan membahas dan ikut belaja dari krisis-krisis sebelumnya. “Pandemi ini bukan pertama dan terakhir di dunia, sekarang di G20, itu adalah pertemuan di masa covid-19 di mana kepala negara akan belajar dari krisis 2008-2009,” katanya.

“Membahas mekanisme (menyikapi krisis) dunia yang sifatnya bisa menjalar antar negara dan timbulkan sistemic impact, tak hanya neraca pembayarannya, tapi ada domino efek,” tambahnya.

Pada presidensi G20 mendatang, Menkeu Sri Mulyani menuturkan bahwa yang akan dibahas selanjunya terkait krisis antar negara yang sifat dampaknya tak diskriminatif. Dan mencari solusi untuk menanggulangi hal tersbeut.

“Mau apapun negaranya atau tingkat ekonominya, semua bisa kena, dan permasalahannya apakah antar negara ada mekanisemi untuk mengurangi krisis ini. permasalahannya tak Cuma uang, tapu juga soal kesehatan dan kedepan soal climate change,” katanya.

Sehingga kedepannya akan hadir diskusi-diskusi multidimensi yang mencakupp berbagai aspek itu dengan tujuan menghadirkan solusi keluar dari krisis.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.