Sukses

RI Kantongi Investasi Hampir 50 Persen dari Target Rp 900 Triliun

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mematok target realisasi investasi kepada BKPM sebesar Rp 900 triliun.

Liputan6.com, Jakarta Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi Indonesia mencapai 49,2 persen di semester I 2021. Bila hitung angkanya sekitar Rp 442,800 triliun dari target Rp 900 triliun.

“Kita lihat dari capaian realisasi investasi pada tahun 2021 dari Januari sampai dengan Juni ini kita bisa melihat capaian kita sampai dengan semester pertama ini sudah hampir mencapai 50 persen yaitu 49,2 persen,” kata Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal BKPM Nurul Ichwan, dalam pembukaan PJB Connect 2021, Jumat (22/10/2021).

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mematok target realisasi investasi kepada BKPM sebesar Rp 900 triliun.

Selain raihan investasi yang sudah mencapai hampir separuh target, dari sisi penyebaran untuk Penanaman Modal Dalam negeri (PMDN) Luar Jawa dan Jawa dikatakan terlihat semakin baik.

“Dari luar Jawa dan Jawa. Ini luar Jawa sudah mulai lebih mendominasi di mana dia punya hanya sekitar 51,5 persen kemudian Jawanya 48,5 persen. Di mana PMA (penanaman Modal Asing) sekitar 51,6 persen, sementara untuk share ke PMDN itu 48,4 persen,” jelasnya.

Sebelumnya, kata Nurul Ichwan, di tahun 2020 realisasi investasi berjalan dengan sangat sukses. Hal itu terlihat dari realisasi investasi yang melebihi target, dari sebelumnya ditargetkan Rp 817,2 triliun namun akhirnya bisa terealisasi Rp 826,3 triliun.

“Kita bisa melihat barangkali dari sisi realisasi investasi yang terjadi di Indonesia di tahun 2020 kita sedang melalui tahun 2020 dengan sangat sukses. Dimana target realisasi investasi sebesar Rp 817,2 triliun pada akhirnya kita bisa merealisasikan sebesar Rp 826,3 triliun atau sebesar 101,1 persen,” katanya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sinergi

Dia mengingatkan capaian investasi tidak bisa diwujudkan dari satu pihak saja, melainkan perlu sinergi dari berbagai pihak, misalnya dengan PT PLN. Dimana PT PLN sebagai suplai atas energi dari kegiatan investasi yang ada di seluruh Indonesia.

Disisi lain, BKPM juga melihat ada beberapa pengaruh dari dunia terkait capaian realisasi investasi ke depannya, yakni terkait dengan pengurangan emisi karbon. Lantaran, salah satu kontribusi besar atas emisi karbon ini berasal dari energi.

“Saya hanya ingin bahwa pada saat ini kan kita sama-sama mencermati bahwa sejak dari 2015 itu sudah ada komitmen dari seluruh dunia kita akan mengurangi emisi karbon, dan rencananya sampai dengan tahun 2050 itu kita akan sudah zero karbon,” ujarnya.

Bahkan beberapa di dunia menargetkan di tahun 2030, mereka bisa mengurangi emisi karbon sampai 50 persen dalam rangka menjaga Iklim dari planet bumi. Namun demikian ternyata dari sisi bisnis mereka merespon lebih agresif karena beberapa dari mereka justru memiliki target di 2040 itu sudah zero karbon.

“Syukur alhamdulillah kita melihat bahwa PT PLN udah merespon ini dengan sangat baik sekali di mana PT PLN sudah punya komitmen untuk program konversi PLTD ke PLTA EBT di mana kita tahu ini akan dilakukan sebagai salah satu program peningkatan penggunaan melalui pengurangan operasi BBM,” ujarnya.

Demikian, BKPM berharap Ke depan semua pihak yang terkait sudah mulai bisa duduk bersama menyatakan tentang bagaimana peta jalan yang akan disiapkan sebagai bagian dari kegiatan promosi investasi untuk menarik investasi masuk ke Indonesia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.