Sukses

Telan Rp 858 Miliar, Bendungan Randugunting Target Selesai November 2021

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melanjutkan pembangunan Bendungan Randugunting di Kabupaten Blora, Jawa Tengah

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melanjutkan pembangunan Bendungan Randugunting di Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Pengerjaannya ditargetkan rampung November 2021.

Kepala Satker Pembangunan Bendungan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana, I Gusti Ngurah Carya Andi Baskara, mengatakan biaya pembangunan Bendungan Randugunting berasal dari APBN murni tahun anggaran 2018-2022, dengan nilai mencapai Rp 858 miliar.

"Bendungan Randugunting masuk PSN, target pemerintahan Jokowi dalam pembangunan 65 pembangunan bendungan. Progres per hari ini 87,05 persen," jelasnya di Bendungan Randugunting, Blora, Jawa Tengah, Kamis (21/10/2021).

Secara realisasi, Andi menyampaikan, pengerjaan proyek Bendungan Randugunting terhitung lebih cepat dari perencanaan. Sehingga target penyelesaiannya pun dimajukan setahun dari sebelumnya per November 2022.

"Masa penyelesaian bisa dipercepat setahun, dari masa kontrak 7 November 2022. Pengisian air awal atau impounding target bisa dilakukan per November 2022," terangnya.

"Impounding target antara 20-30 November 2021. Target terisi penuh Maret 2022," dia menambahkan.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Suplai Air Baku

Menurut data Kementerian PUPR, pembangunan Bendungan Randugunting direncanakan akan mampu menyuplai air baku di Kabupaten Blora dan Kabupaten Rembang sebesar 150 liter per detik.

Pasca impounding, Bendungan Randugunting diproyeksikan memiliki tampungan efektif air mencapai 8,61 juta m3.

Andi percaya, kehadiran Bendungan Randugunting mampu memenuhi stok kebutuhan air bagi rakyat Blora dan Rembang, dimana notabene kedua wilayah itu cenderung gersang dan butuh suplai air untuk kebutuhan rumah tangga serta pertanian.

"Curah hujan di Blora sekarang antara 2-3 ribu. Bisa kita bayangkan, sedangkan di Bogor itu bisa 6-7 ribu. Jadi tidak bisa terbayangkan keringnya di sini. Itu kenapa bendungan diperlukan, untuk keperluan air baku dan irigasi," tuturnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.