Sukses

Sri Mulyani Gambarkan Dahsyatnya Dampak Perubahan Iklim, Lebih Parah dari Covid-19?

Isu perubahan iklim menjadi salah satu topik yang dibahas dalam Presidensi G20 di Italia pekan lalu.

Liputan6.com, Jakarta - Isu perubahan iklim menjadi salah satu topik yang dibahas dalam Presidensi G20 di Italia pekan lalu. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan tantangan dari perubahan iklim memiliki level konsekuensi yang tak kalah penting dari dampak pandemi Covid-19.

"Tantangan dari sisi climate change ini perubahan yang akan menimbulkan konsekuensi yang dahsyat," kata Sri Mulyani dalam pembukaan Festival Transformasi Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (19/10).

Sri Mulyani mengatakan perubahan iklim menjadi tantangan bagi masyarakat terutama generasi muda. Sebab, dampak dari perubahan iklim hampir tidak terbatas atau sama dengan dampak pandemi.

"Tantangan global yang tidak pilih-pilih, tidak ada bordernya atau garis batas, sama dengan pandemi," kata dia.

Masyarakat dan Pemerintah akan kembali menghadapi tantangan global yang tidak membedakan dan tidak kenal batasan, baik dari sisi keuangan negaranya maupun hal lain.

Ini menjadi tantangan nyata untuk memformulasikan kebijakan supaya agar terus menerus tidak mengganggu berbagai agenda pembangunan.

Sri Mulyani menilai tantangan perubahan iklim menjadi sangat kompleks karena berhubungan dengan rancangan kebijakan pemerintah. Demi menghindari dampak perubahan iklim yang besar, maka pemerintah harus mengubah kegiatan ekonomi baik itu investasi maupun konsumsi dengan menjaga peranan lingkungan dan mencegah perubahan iklim.

"Ini tangangan sangat pelik karen butuh desain policy," kata dia.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tantangan Perubahan Iklim

Desain kebijakan yang harus dibuat harus bisa mendorong masyarakat untuk bertransformasi secara ekonomi, energi, penjagaan dan pemeliharaan terhadap hutan dan laut. Semua kegiatan masyarakat yang bisa terus maju namun tidak makin memperburuk perubahan iklim.

"Ini butuh dengan strategi keuangan dan aset teknologi. Ini tantangan nyata," kata dia.

Dia menambahkan, meskipun saat ini tengah disibukkan dengan penanganan pandemi, namun tantangan akan perubahan iklim tidak bisa menunggu. Semua pihak harus bisa bekerja sama semua pihak di dunia dengan serentak.

"Perubahan iklim ini akan terjadi jika semua dunia tidak mengatasinya. Ini konsekuensinya di bidang keuangan sangat dahsyat maka saya minta jajaran Kemenkeu tidak puas karena di depan ada tantangan yang pelik," kata dia mengakhiri.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.