Sukses

Sri Mulyani Bawa Oleh-Oleh dari Pertemuan G20 di Italia, Apa Itu?

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati baru saja kembali ke Indonesia usai menghadiri pertemuan World Bank dan G20 di Italia.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati baru saja kembali ke Indonesia usai menghadiri pertemuan World Bank dan G20 di Italia. Dari Italia, Sri Mulyani membawa oleh-oleh, apa itu? yaitu mengenai informasi dunia dalam menanggulangi Covid-19.

Dalam pertemuan tersebut, berbagai negara sepakat dunia masih terus menghadapi tantangan akibat pandemi Covid-19. Selama hampir 2 tahun semua masyarakat dunia dipaksa untuk beradaptasi dengan keadaan darurat.

"Dunia masih dan sedang bergulat dengan pandemi, orang sudah merasakan pandemi ini sesuatu permasalah yang kita semua dipaksa buat beradaptasi," kata Sri Mulyani dalam pembukaan Festival Transformasi Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (19/10/2021).

Bendahara negara ini menuturkan pandemi yang melanda dunia ini bukan yang pertama dan akan menjadi yang terakhir. Tantangan serupa masih mungkin terjadi di masa depan.

"Dunia termasuk Indonesia harus menyadari bahwa fenomena dan ancaman pandemi ini tidak akan selesai atau menjadi yang pertama dan terakhir kali," kata dia.

Sehingga dunia, termasuk Indonesia tengah berusaha agar bencana dunia ini tidak akan pernah terjadi. Bila terjadi peristiwa sejenis harus bisa diantisipasi dan segera diselesaikan demi menekan dampak buruk yang terjadi. Baik dalam hal korban jiwa, dampak ekonomi dan konsekuensi keuangan.

"Dunia sekarang diikhtiarkan mencari cara menangani dan menyiapkan kalau pandemi terjadi dan seharusnya bisa dicegah sedini mungkin sehingga tidak menimbulkan dampak yang luar biasa," katanya.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pengaturan Keuangan

Upaya ini pun akan berdampak pada pengaturan keuangan. Transformasi yang dilakukan harus bersifat inklusif dan modern, misalnya mendukung transformasi kesehatan untuk menciptakan mekanisme internal RI dengan sistem kesehatan yang baik. Bahkan harus berkontribusi secara global.

"Kita dukung reformasi di bidang pelayanan kesehatan sehingga dampaknya tidak akan luar biasa," kata dia.

Sebab selama pandemi, konsekuensi yang dihadapi Kementerian Keuangan sangat nyata karena penerimaan negara dan perekonomian mengalami penurunan. Masyarakat mengalami tekanan dan keuangan negara digunakan untuk membantu berbagai sektor mulai dari kesehatan, sosial hingga dunia usaha. Momentum pertumbuhan juga harus dijaga agar tetap berjalan sesuai rencana di tengah ketidakpastian yang masih menghantui.

"Ini suasana yang luar biasa dari sisi keuangan negara," kata dia.

Tak hanya itu, hidup berdampingan dengan covid-19 ini bukan tidak mungkin terjadi. Sebab kondisi pandemi ini sudah seharusnya dikendalikan agar menjadi endemi. Untuk itu, dia menilai kualitas kebijakan keuangan negara dan pelayanan publik harus ditingkatkan dengan melakukan transformasi.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.