Sukses

Erick Thohir Tebar Ancaman ke Direksi BUMN: Tak Ikut Transformasi, Saya Ganti

Menteri BUMN Erick Thohir mengancam akan mengganti seluruh direksi di perusahaan BUMN yang tidak mau ikut melakukan transformasi.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir  mengancam akan mengganti seluruh direksi di perusahaan BUMN yang tidak mau ikut melakukan transformasi.  Seperti diketahui, Menteri Erick saat ini memang tengah mendorong transformasi di lingkungan BUMN.

"Dan mohon maaf yang tidak ikut transformasi pastinya akan saya bongkar. Akan saya ganti,"  kata Menteri Erick dalam acara Grand Launching Produk Pangan dan Non Pangan BUMN, Selasa (19/10)

Dia menegaskan, pernyataan ini tidak main-main karena sudah terjadi di beberapa BUMN yang mengalami perubahan direksinya. Namun perlu digaris bawahi, pergantian ini bukan karena urusan suka atau tidak suka. Akan tetapi lebih kepada hasil yang dilihat.

"Jadi tidak kaleng-kaleng ngomong ya. Saya pastikan Anda diganti. Tetapi bukan karena suka dan tidak suka," kata Menteri Erick.

Mantan Bos Inter Milan itu mengatakan, dari 20 BUMN yang diundang bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi) beberapa waktu lalu 30-40 persen direksinya masih wajah lama di era Menteri BUMN sebelumnya. Ini menunjukan bahwa urusan pergantian ini bukan karena persoalan suka dan tidak suka.

"30 sampai 40 persen leadership yang dipilih oleh menteri sebelumnya tidak saya rubah karena kita merging sesuatu itu bukan karena suka tidak suka, tetapi apa hasilnya? yang saya lihat hasilnya. Tidak mungkin kita bicara transformasi BUMN hanya sekedar banner tetapi hasilnya," jelas dia.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kontribusi BUMN

Dengan transformasi terjadi, maka hasilnya bisa terlihat di mana kontribusi BUMN pada 2020 kepada negara tembus mencapai Rp377 triliun. Belum lagi penjualan yang meningkat pada saat itu mencapai Rp96 triliun.

"Kita punya net income tahun kemarin semester pertama itu Rp6 triliun. Kumulatif satu tahun Rp13 triliun. Tahun ini semester pertama sudah Rl26 triliun. Karena apa? Karena transformasi efisiensi dan kita pastikan kita ikutin satu- persatu," pungkas dia.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.