Sukses

Mendag: Perlu Dukungan Global untuk Ciptakan Persaingan yang Adil Bagi UMKM

Upaya meningkatkan daya saing usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) terutama di era digital seperti saat ini sangat membutuhkan dukungan secara global.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi menghadiri  pertemuan ‘G20 Trade and Investment Ministers’ Meeting (TIMM), di Sorrento, Italia beberapa waktu lalu. Dalam pertemuan tersebut Mendag mengutarakan bahwa upaya meningkatkan daya saing usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) terutama di era digital seperti saat ini sangat membutuhkan dukungan secara global.

Dukungan global ini penting untuk menciptakan persaingan yang adil. Mendag Lutfi juga mengungkapkan, sistem perdagangan internasional saati ni harus bersifat kolaboratif untuk menjamin kesejahteraan UMKM.

“Digitalisasi UMKM sangat bergantung pada inovasi dan teknologi yang umumnya tidak dimiliki negara berkembang seperti Indonesia. Tanpa adanya regulasi yang mumpuni di tingkat internasional, persaingan UMKM di era digital hanya menghasilkan pemenang-pemenang yang justru mematikan usaha dan industri kecil nasional lainnya,” kata Lutfi dalam keterangan tertulis, Minggu (17/10/2021).

Salah satu isu yang dibahas dalam pertemuan G20 TIMM adalah tantangan yang dihadapi UMKM dalam mempenetrasi pasar global. UMKM kini semakin dituntut untuk beradaptasi memanfaatkan teknologi digital dan berkontribusi terhadap lingkungan dan pembangunan berkelanjutan.

Selain berbicara tentang dukungan kepada UMKM, Mendag Lutfi juga menyampaikan tentang sistem perdagangan multilateral yang berkeadilan.

Mendag Lutfi secara tegas mengatakan, G20 memiliki kesempatan untuk menyerukan ketimpangan perdagangan internasional. Kapasitas yang pincang antara kemampuan negara berkembang dan negara maju dalam memberikan dukungan di sektor pertanian dan perikanan menghasilkan persaingan yang tidak sehat.

Menurut Mendag Lutfi, G20 memiliki memiliki peran kunci untuk memberikan dorongan politis agar Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dapat memberi ruang kebijakan bagi negara berkembang.

“Momentum reformasi WTO merupakan peluang, khususnya bagi negara berkembang, untukmenyuarakan permasalahan ketimpangan sistem perdagangan multilateral yang telah berlangsung lama. Reformasi WTO sepatutnya mengedepankan aspek pembangunan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari sejumlah perjanjian WTO,” tegas Lutfi.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Agenda Pertemuan

Dalam pertemuan tersebut, Menteri Perdagangan negara anggota G20 membuat pernyataan bersama untuk berkomitmen untuk berkontribusi dalam pemulihan ekonomi dari pandemi Covid-19. 

Mendag menjelaskan, sesuai dengan misi Indonesia pada Presidensi G20 tahun 2022, pertemuan G20 ini menjadi kesempatan bagi Indonesia untuk mengajak dunia pulih dan bangkit bersama dari pandemi Covid-19.

Krisis pandemi telah memberi pelajaran penting bagi negara G20 bahwa perdagangan adalah mesin penggerak pemulihan ekonomi.

"Indonesia siap memikul tanggung jawab sebagaiPresidensi G20 tahun 2022 serta melanjutkan kerja dan memastikan agar kita dapat pulih bersama dan pulih dengan kuat pada tahun depan,” kata Lutfi.

Membuka pertemuan G20 TIMM, tuan rumah yaitu Menteri Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional Italia, Luigi Di Matteo, menggarisbawahi narasi bahwa tantangan pemulihan pertumbuhan ekonomi global akibat pandemi memerlukan aksi konkret dari seluruh anggota G20 di segala lini, termasuk kebijakan perdagangan dan investasi. Perdagangan merupakan salah satu penopang utama pertumbuhan ekonomi dan pembangunan yang inklusif.

Italia sebagai ketua G20 tahun 2021 memprioritaskan aksi kolektif di bidang perdagangan dan investasi yang dıdasarkan pada tiga pilar 3P atau “People, Planet, and Prosperity” sebagai tema besar Presidensi G20 tahun 2021, dengan fokus pembahasan pada isu pemulihan ekonomi yang kuat, inklusif, dan berkelanjutan.

Untuk mendukung agenda 3P tersebut, G20 TIMM membahas beberapa topik terkait kebijakan perdagangan dan investasi, yaitu perdagangan dan kesehatan; perdagangan dan kelestarian lingkungan; partisipasi UMKM dalam perdagangan dunia; perdagangan jasa dan investasi; dukungan pemerintah khususnya di sektor industri; dan reformasi WTO. Pembahasan difokuskanuntuk menyepakati Ministerial Statement yang nantinya akan menjadi bagian dari komitmen G20 Rome Leaders’ Declaration.

Presidensi G20 Italia juga mengangkat permasalahan isu government support yang telah berkontribusi pada distorsi perdagangan global dengan penekanan pada beberapa sektor vital yang dipandang telah mendistorsi perdagangan global. Pertemuan G20 TIMM ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan G20 menuju Pertemuan Puncak pada 30–31 Oktober 2021 mendatang di Roma, Italia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.