Sukses

Krisis Energi di Banyak Negara, IMF Minta Pembuat Kebijakan Waspadai Inflasi

IMF mendesak para pembuat kebijakan global untuk memantau dinamika harga dengan cermat, dan memperhatikan tekanan inflasi.

Liputan6.com, Jakarta - Komite pengarah Dana Moneter Internasional (IMF) mendesak para pembuat kebijakan global untuk memantau dinamika harga dengan cermat seiring krisis energi yang melanda beberapa negara.

Serta diminta memperhatikan tekanan inflasi yang bersifat sementara dan akan memudar seiring normalnya ekonomi.

Komite Moneter dan Keuangan Internasional (IMFC), yang terdiri dari 24 menteri keuangan dan gubernur bank sentral dari negara-negara anggota IMF, mengatakan dalam komunike terakhir bahwa pemerintah harus "secara hati-hati mengkalibrasi" kebijakan domestik terkait pandemi yang masih berlangsung.

"Kami akan terus memprioritaskan pengeluaran kesehatan dan melindungi komunitas yang paling rentan, sambil mengalihkan fokus, sebagaimana mestinya, dari respons krisis ke mendorong pertumbuhan dan menjaga kesinambungan fiskal jangka panjang," kata IMFC, seperti dikutip dari Channel News Asia, Jumat (15/10/2021).

Kekhawatiran inflasi, dipicu oleh permintaan yang belum terpenuhi, kemacetan rantai pasokan, krisis energi dan harga komoditas yang tinggi serta peristiwa cuaca telah menjadi topik perdebatan di pertemuan tahunan IMF dan Bank Dunia pekan ini. 

Isu-isu itu juga menyebabkan dipangkasnya prospek pertumbuhan ekonomi global oleh IMF.

"Bank sentral memantau dinamika harga dengan cermat dan dapat melihat melalui tekanan inflasi yang bersifat sementara. Mereka akan bertindak tepat jika perkiraan risiko inflasi menjadi konkret," kata IMFC, merujuk pada bank yang menggunakan alat kebijakan moneter untuk mengendalikan inflasi. 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Inflasi Jangka Panjang Atau Sementara?

Para pembuat kebijakan kini sedang menghadapi pertanyaan terkait inflasi ketika negara-negara maju bergerak ke upaya pemullihan ekonomi, sementara negara-negara berkembang berjuang dengan varian COVID-19, akses vaksin yang rendah, dan kurangnya sumber daya.

IMF memperingatkan bahwa pengetatan kebijakan moneter yang secara tiba-tiba di Amerika Serikat atau Eropa dapat mendorong arus keluar dana yang bisa berdampak buruk negara-negara berkembang.

"Pertanyaan kuncinya adalah untuk mengetahui apakah ini inflasi sementara atau tidak. Tetapi tidak ada yang menanggapi pertanyaan kunci itu," kata Menteri Keuangan Prancis Bruno Le Maire kepada wartawan pada Kamis (14/10).

Menkeu Prancis juga mengatakan bahwa hal itu telah ia diskusikan pekan ini dengan Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell, Menteri Keuangan AS Janet Yellen dan Presiden Bank Sentral Eropa Christine Lagarde.

Magdalena Andersson, Menteri keuangan Swedia yang mengetuai panel IMFC, mengatakan pada konferensi pers bahwa lebih banyak inisiatif diperlukan untuk mengurangi kekurangan pasokan utama secara global.

"Penting bagi kita untuk membuat rantai nilai global bekerja lebih baik daripada sekarang," ujarnya.

IMFC juga menyerukan komunikasi yang jelas oleh pembuat kebijakan negara-negara guna membatasi dampak negatif lintas negara dan menggunakan alat makroprudensial untuk membatasi kerentanan keuangan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.