Sukses

Pembangkit Listrik di 32 Wilayah Dikonversi ke Gas, dari Kalbar hingga Papua

Terdapat 32 lokasi yang siap untuk dilakukan program gasifikasi, tersebar di Kalimantan Barat, Nusa Tenggara, Papua, Maluku, dan Sulawesi.

Liputan6.com, Jakarta - PT Perusahaan Gas Negara (PGN) berupaya menyediakan gas bumi untuk mendukung konversi gas pada pembangkit listrik di 32 wilayah, Subholding Gas Pertamina tersebut pun menggunakan berbagai moda trasportasi untuk memasoknya.

Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN, Heru Setiawan mengatakan, Sesuai mandat dari pemerintah melalui Keputusan Menteri ESDM Nomor 13 Tahun 2020, PGN bekerjasama dengan PLN untuk melaksanakan program regasifikasi pembangkit listrik di 56 lokasi, sebelumnya di 52 lokasi.

Untuk tahap pertama, terdapat 32 lokasi yang siap untuk dilakukan program gasifikasi, tersebar di Kalimantan Barat, Nusa Tenggara, Papua, Maluku, dan Sulawesi.

"Untuk menciptakan efisiensi pada supply chain, kita membagi 32 lokasi tersebut menjadi lima cluster yakni Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara," kata Heru, di Jakarta, Kamis (14/10/2021).

Dalam konversi gas pada pembangkit listrik di 32 wilayah menggunakan gas alam cair atau Liquified Natural Gas (LNG), dengan kebutuhan 79 BBTUD. Tantangan yang dihadapi dalam pemanfaatan gas terletak pada pemilihan skema logistik dan penggunaan eknologi yang paling kompetitif. Namun, tetap mengutamakan keandalan, keamanan, dan harga yang terjangkau untuk menciptakan efisiensi pada rantai pasok.

“ Kemudian kita juga mengidentifikasi sumber gas stranded yang akan dipakai. Untuk Papua melalhi LNG Tangguh dan Sorong. Lalu Ambon yang terdekat dari gas Sorong ataupun Ambon itu sendiri. Untuk Kalimantan akan di-supply dari Bontang atau Tangguh,” jelas Heru.

Skema logistik untuk program Kepmen 13 diproyeksikan melalui jalur laut atau jalur darat. Melalui jalur laut, LNG dari LNG Plant atau Storage dipindahkan LNG Transportation untuk dibawa ke Jetty. Dari jetty, LNG akan dipindahkan ke LNG Storage Tank di masing-masing lokasi untuk ditransformasikan oleh unit regasifikasi dan kemudian diukur oleh Gas Metering System ke pembangkit listrik PLN.

“Spirit kami adalah menyalurkan gas bumi dengan tetap mengutamakan keandalan, keamanan, dan efisiensi,” imbuh Heru.

Heru melanjutkan, tidak hanya program gasifikasi pembangkit listrik, rantai pasok Mini LNG dapat menjadi opsi alternatif dalam upaya pemanfaatan LNG. Dengan cara ini, LNG akan dapat diutilisasi dan didistribusikan ke berbagai daerah melalui berbagai skema sesuai dengan kondisi pasokan dan kenutuha masing-masing wilayah.

“Salah satunya menggunakan kereta api sebagai moda transportasi distribusi LNG. Sehubungan dengan program Subholding Gas yakni city gas, maka salah satu opsi yang akan dilakukan adalah menggunakan kereta api untuk membawa isotank LNG ke kota-kota besar di Indonesia,” ujar Heru.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bersinergi dengan Pemda

Dalam perjalannya, PGN terus bersinergi dengan pemerintah daerah. Sinergi tersebut diharapkan dapat menciptakan dampak berganda yang berkelanjutan bagi daerah dalam memonetisasi gas bumi.

Pengembangan Mini LNG Plants dapat mendorong pemerataan infrastruktur gas di daerah setempat. Selain itu, diharapkan dapat meningkatkan pendapatan daerah, penyerapan tenaga kerja, dan transfer pengetahuan ke SDM lokal, serta potensi peningkatan industri perikanan dengan membangun cold storage di sekitar lokasi LNG storage.

Heru menambahkan, kunci keberhasilan dalam utilisasi LNG ada dua yakni fleksibilitas sumber dan fleksibilitas infrastruktur. Fleksibilitas sumber memanfaatkan sumber LNG terdekat menghasilkan biaya logistik yang paling optimal.

Sedangkan fleksibilitas infrastruktur berarti fleksibel dalam pemilihan infrastruktur kilang LNG, rantai pasokan LNG, serta ragasifikasi (on shore atau platform) untuk mendapatkan optimalisasi biaya infrastruktur dan waktu konstruksi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.