Sukses

Harga Batu Bara Melonjak Jangan Sampai Ganggu Pasokan ke Pembangkit Listrik

Kenaikan harga batu bara dunia diprediksi tidak berlangsung lama.

Liputan6.com, Jakarta Harga batu bara terus melambung. Bahkan harga komoditas tambang ini di pasar dunia mencapai USD 200 per ton. Kenaikan harga batu bara ini diprediksi akan berdampak ke sektor penyerapnya seperti kelistrikan.

Harga batu bara yang mahal dikhawatirkan mengganggu pasokan ke pembangkit listrik di dalam negeri.

Pengamat Energi Universitas Gadjah Mada (UGM) Tumiran mengungkapkan jika lonjakan harga batu bara terjadi akibat adanya peningkatan pasokan komoditas.

Seperti China yang sedang menyeimbangkan pasokan listrik dengan permintaan seiring pulihnya perekonomian pasca-pandemi.

Itu sebabnya, dia khawatir saat pasokan batu bara untuk kebutuhan pembangkit dalam negeri terpangkas akibat banyak yang dikirim ke luar, bukan tidak mungkin krisis energi juga dapat terjadi di Tanah Air.

Dia pun mengingatkan agar para pengusaha batu bara di Tanah Air tetap menaati aturan kebijakan harga domestic market obligation (DMO) dan tidak sekadar cari untung semata. 

Ini seperti DMO bagi kepada PT PLN (Persero). "Harus ada pemahaman bersama untuk kepentingan dalam negeri," ujar dia seperti dikutip Kamis,(7/10/2021).

Tahun ini, target DMO ditetapkan sebesar 137,5 juta ton. Ada pun berdasarkan data Minerba One Data Indonesia (MODI) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), realisasi penjualan batu bara untuk kepentingan dalam negeri tercatat mencapai 63,47 juta ton sampai dengan Juni 2021.

Menurutnya, di tengah harga batu bara dunia yang sedang meroket, pengusaha sudah mendapat banyak keuntungan dari ekspor.

Idealnya, ketahanan pasokan batu bara di dalam negeri tidak terganggu. Ini agar mencegah terjadinya krisis batu bara terjadi bagi pembangkit PLN yang bisa berimbas terhadap pasokan listrik nasional. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Berdampak Luas

Tidak hanya ke PLN, jika pasokan batu bara terpangkas imbasnya dinilai bisa meluas ke para pelaku bisnis, industri hingga ke masyarakat. Bahkan bisa mengganggu perekonomian nasional.

Dia menjelaskan, disparitas harga batu bara tidak selalu menguntungkan PLN, tapi juga pengusaha. Menurut Tumiran, saat harga batu bara di bawah USD 70 per ton, BUMN tersebut tetap membelinya sesuai kebijakan DMO.

"Pas lagi untung bisa jual, bersyukur lah mereka. Tapi jangan lupa untuk tetap memasok ke dalam negeri," ujarnya.

Tumiran menambahkan, penetapan harga khusus batu bara untuk kebutuhan pembangkit listrik di dalam negeri, menjadi bukti bahwa pemerintah mementingkan keterjangkauan harga energi di Tanah Air.

Dengan harga listrik yang terjangkau, geliat ekonomi akan lebih terakselerasi. "Batu bara kan konsepnya jadi tulang punggung bantu harga kelistrikan kita," katanya.

Lebih lanjut, Tumiran memprediksi kenaikan harga batu bara dunia tidak berlangsung lama.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.