Sukses

Menkeu Janet Yellen Peringatkan Ekonomi AS Bakal Jatuh ke Resesi Jika Tak Naikkan Batas Utang

Menkeu Janet Yellen mengatakan ia yakin ekonomi AS akan jatuh ke dalam resesi jika Kongres gagal mengatasi batas pinjaman pemerintah federal.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen pada Selasa (5/10) mengatakan bahwa ia yakin ekonomi AS akan jatuh ke dalam resesi jika Kongres gagal mengatasi batas pinjaman pemerintah federal sebelum gagal bayar utang (default) yang belum pernah terjadi sebelumnya.

"Saya menganggap 18 Oktober sebagai tenggat waktu. Akan menjadi bencana besar untuk tidak membayar tagihan pemerintah, bagi kami untuk berada dalam posisi di mana kami kekurangan sumber daya untuk membayar tagihan pemerintah," kata Yellen, seperti dikutip dari CNBC, Kamis (7/10/2021).

Pernyataan itu Yellen sampaikan saat wawancara di CNBC "Squawk Box."

Pada Senin (4/10), Presiden AS Joe Biden meminta Kongres untuk menaikkan batas utang pekan ini dan menghindari bahkan mendekati gejolak ekonomi yang hampir pasti.

Biden menyalahkan Partai Republik dan Pemimpin Minoritas Senat Mitch McConnell, karena menghalangi undang-undang yang akan mengangkat batas pinjaman.

"Saya sepenuhnya berharap itu akan menyebabkan resesi juga," tambah Yellen.

Selama beberapa pekan, Yellen telah memperingatkan Ketua DPR AS Nancy Pelosi, D-Calif., dan Pemimpin Mayoritas Senat Chuck Schumer, DN.Y., bahwa AS tidak akan lagi dapat membayar utangnya setelah 18 Oktober.

Hal itu mendesak anggota parlemen untuk menaikkan atau menangguhkan plafon utang sebelum tanggal tersebut atau berisiko terjadinya gagal bayar di AS untuk pertama kalinya.

Departemen Keuangan AS saat ini menggunakan apa yang disebut tindakan darurat luar biasa untuk membayar penerimaan sejak mencapai plafon utang terakhir pada akhir Juli 2021.

Langkah tersebut memungkinkan departemen keuangan menghemat uang tunai dan menarik rekening tertentu tanpa menerbitkan obligasi baru.

Tetapi langkah-langkah itu bersifat sementara dan hanya diperkirakan akan bertahan hingga pertengahan Oktober 2021, menurut perkiraan Departemen Keuangan AS.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Para Ekonom Sebut Gagal Bayar Utang AS Bisa Picu Kerusakan Luas

Sementara AS tidak pernah gagal membayar tagihannya, para ekonom mengatakan default akan memicu kerusakan luas melalui lonjakan suku bunga, berdampak pada kepercayaan kemampuan Washington untuk memenuhi kewajibannya di masa depan secara tepat waktu, serta berpotensi menunda pemeriksaan Jaminan Sosial kepada sekitar 50 juta orang dewasa yang lebih tua.

Anggota angkatan bersenjata AS juga dapat melihat pembayaran mereka tertunda sebagai akibat dari gagal bayar utang.

Kelambanan juga dapat berdampak pada beberapa negara untuk menahan lebih sedikit obligasi Departemen Keuangan AS dan melemahkan permintaan dolar -  memungkinkan China menggantikan yuan sebagai mata uang pilihan dunia.

"Surat berharga Departemen Keuangan AS telah lama dipandang sebagai aset teraman di planet ini," kata Yellen.

"Itu sebagian menjelaskan status cadangan dolar. Dan menempatkan itu dalam pertanyaan dengan gagal membayar tagihan yang jatuh tempo akan benar-benar menjadi hasil bencana," ujarnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.