Sukses

Reaksi Para Pemimpin Dunia yang Namanya Disebut pada Dokumen Pandora Papers

Dijuluki Pandora Papers, ini merupakan sebuah laporan yang berisi 12 juta file yang disebut menjadi kebocoran terbesar dalam sejarah.

Liputan6.com, Jakarta Deretan nama kepala negara yang disebut dalam Pandora Papers menyorot perhatian dunia. Usai laporan yang menampikan dokumen berisi pembelian aset hingga upaya penghindaran pajak tersebut terkuak, beberapa pemimpin dunia langsung membantah dengan mengatakan jika mereka tidak salah.

Dijuluki Pandora Papers, ini merupakan sebuah laporan yang berisi 12 juta file yang disebut menjadi kebocoran terbesar dalam sejarah.

Presiden Rusia Vladimir Putin dan Raja Yordania Abdullah II bin Al-Hussein termasuk di antara sekitar 35 pemimpin saat ini dan mantan pemimpin yang disebut dalam file Pandora Papers. Keduanya bersuara dengan menyatakan jika mereka tidak melakukan kesalahan.

Istana kerajaan Yordania mengatakan "bukanlah hal yang aneh atau tidak pantas" bahwa Raja Abdullah memiliki properti di luar negeri.

Dokumen yang bocor menunjukkan pemimpin itu secara diam-diam menghabiskan lebih dari USD 100 juta untuk kerajaan properti di Inggris dan AS sejak mengambil alih kekuasaan pada 1999.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov bahkan mempertanyakan keandalan informasi yang disebutnya "tidak berdasar" tersebut, setelah merinci kekayaan tersembunyi yang terkait dengan Presiden Putin dan anggota lingkaran dalamnya.

"Untuk saat ini tidak jelas apa informasi ini dan tentang apa," kata dia seraya menambahkan jika "kami tidak melihat kekayaan tersembunyi dari lingkaran dalam Putin di sana," mengutip BBC, Senin (4/10/2021).

Data tersebut diperoleh International Consortium of Investigative Journalists (ICIJ) di Washington DC, yang telah bekerja dengan lebih dari 140 organisasi media dalam penyelidikan global terbesarnya.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Respons Pemimpin Dunia Lainnya

Pemimpin lain yang terkait dengan kebocoran tersebut meliputi:

- Perdana Menteri Ceko Andrej Babis, yang diduga gagal menyatakan perusahaan investasi lepas pantai digunakan untuk membeli dua vila seharga £ 12 juta di selatan Prancis

 

Dalam sebuah tweet, Perdana Menteri Ceko mengatakan tuduhan itu adalah upaya untuk mempengaruhi pemilihan yang dijadwalkan minggu ini dan bersikeras dia "tidak pernah melakukan kesalahan atau ilegal".

- Presiden Kenya Uhuru Kenyatta, yang - bersama enam anggota keluarganya - telah dikaitkan dengan 13 perusahaan lepas pantai

 

Kenyatta mengatakan penyelidikan "akan sangat membantu dalam meningkatkan transparansi dan keterbukaan keuangan yang kami butuhkan di Kenya dan di seluruh dunia", dan berjanji untuk "menanggapi secara komprehensif" kebocoran itu begitu dia kembali dari kunjungan kenegaraan ke luar negeri.

The Pandora Papers tidak menunjukkan bukti bahwa keluarga Kenyatta mencuri atau menyembunyikan aset negara di perusahaan lepas pantai mereka.

- Presiden Chili Sebastián Piñera, seorang pengusaha miliarder, yang dituduh menjual tambang tembaga dan besi di daerah kepada seorang teman masa kecilnya, sebagaimana dirinci di surat kabar El Pais Spanyol

Pernyataan dari kantor Piñera adalah bantahan jika dia telah mengambil bagian dalam atau memiliki informasi tentang penjualan proyek pertambangan Dominga.

- Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev, yang keluarga dan rekan dekatnya diduga diam-diam terlibat dalam transaksi properti di Inggris senilai lebih dari £400 juta.

Presiden Aliyev dan keluarganya tidak menanggapi soal kebocoran Pandora Papers ini.

Sementara itu Perdana Menteri Pakistan Imran Khan telah berjanji untuk menyelidiki warga yang terkait dengan Pandora Papers. Ratusan warga Pakistan, termasuk anggota kabinet Khan, terkait dengan kebocoran tersebut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.