Sukses

Jelajah Kabupaten Mahakam Ulu, Wilayah Perbatasan RI yang Minim Akses Transportasi

Djoko Setijowarno, menyoroti minimnya akses transportasi di Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timu

Liputan6.com, Jakarta Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Djoko Setijowarno, menyoroti minimnya akses transportasi di Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur yang masih sangat terbatas sejak berdiri pada 14 Desember 2012.

Letaknya yang berada di daerah 3T (Terdepan, Terpencil dan Tertinggal) membuat kabupaten yang menjadi wilayah perbatasan dengan Malaysia ini minim jangkauan darat dan udara. Djoko mengatakan, moda transportasi di Kabupaten Mahakam Ulu masih sangat bergantung pada Sungai Mahakam.

"Transportasi utama di Kabupaten Mahakam Ulu masih menggunakan sarana transportasi sungai dengan ketergantungan hingga 75 persen, seperti kapal pedalaman, speednoat, longboat dan perahu ketinting," kata Djoko dalam pesan tertulis, Sabtu (2/10/2021).

"Jika musim kemarau tidak dapat dilalui, terutama ke wilayah perbatasan, yaitu Kecamatan Long Pahangai dan Kecamatan Long Apari disebabkan volume airnya dangkal dan sangat membahayakan pelayaran," ujar dia.

Sementara, dia menambahkan, kondisi jalan darat masih belum memadai sehingga penyediaan layanan transportasi umum belum dapat diberikan kepada masyarakat. Itu lantaran akses darat di Kabupaten Mahakam Ulu masih berupa jalan tanah bebatuan.

"Pada musim penghujan akan sangat riskan untuk dilalui kendaraan disebabkan jalan licin dan terdapat kubangan air yang dalam," sebut Djoko.

Keterbatasan juga terjadi pada layanan penerbangan, disebabkan Bandara Datah Dawai masih merupakan bandara perintis dengan kapasitas angkut pesawat terbang hanya mampu membawa 9-10 penumpang. Di sisi lain, lokasinya juga cukup jauh dari Ibukota Kabupaten Mahakam Ulu, Ujoh Bilang, yang perjalanan masih dilanjutkan menggunakan transportasi sungai.

"Bandara perintis yang berada di daerah hulu Sungai Mahakam hanya bisa ditempuh melalui perahu longboat dan speedboat melalui jalur Sungai Mahakam, dengan melewati jeram-jeram ganas kurang lebih sekitar 4-5 jam dari Ujoh Bilang yang terletak di hilir," tuturnya.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tergantung Cuaca

Menurut dia, perjalanan tergantung pada kondisi alam atau cuaca dan pasang surut air Sungai Mahakam. Jika kondisi air surut, Djoko berujar perjalanan sungai tentu mengalami kesulitan dan berbahaya.

"Begitupun sebaliknya, jika kondisi air sungai besar atau banjir para motoris perahu longboat dan speedboat akan menunda untuk melakukan perjalanan sampai kondisi air sungai dianggap aman," ungkapnya.

Djoko menyimpulkan, keterbatasan akses layanan transportasi disebabkan moda transportasi darat dan udara tidak dapat berjalan maksimal. Praktis hanya mengandalkan transportasi sungai, dan itupun sangat tergantung pada kondisi alam, seperti musim kemarau, banjir besar.

"Mahalnya biaya transportasi, mengingat ongkos transportasi untuk moda transportasi sungai, seperti speedboat, longboat, kapal relatif lebih mahal dibandingkan menggunakan transportasi darat. Operasional untuk kendaraan air lebih mahal dibandingkan moda transportasi darat," pungkas Djoko.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.