Sukses

Cerita Bos Sinar Mas Ditunjuk Jadi Dubes Korea Selatan: Proses Lama dan Proyek Rugi

Saking lamanya menunggu proses menjadi duta besar, Gandi Sulistiyanto memberikan nama angkatan para calon duta besar ini dengan Garuda 33 Perjuangan.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menunjuk Managing Director Sinar Mas Group Gandi Sulistiyanto sebagai Duta Besar Indonesia untuk Korea Selatan. Gandi Sulistiyanto mengaku sudah diberitahu sejak Januari 2021.

Ia bercerita, dirinya banyak mendapatkan pesan singkat atau ucapan selamat dari berbagai pihak dan koleganya. "Dari Januari sudah diumumkan, hampir setiap hari saya dapat ucapan selamat selama sebulan," kata Gandi Sulistiyanto di acara Syukuran HUT Ke-53 Kadin Indonesia, Jakarta, Jumat (24/9/2021).

Selang sebulan, dia masih belum mengetahui kapan dirinya akan mulai bertugas. Di sisi lain sudah banyak orang yang bertanya kapan dia akan mulai berkantor di Seoul, Korea Selatan. Sejak Februari, dia mengaku mulai malu ketika ada yang menanyakan nasibnya yang menjadi calon tunggal dubes di Korea Selatan.

Barulah pada bulan Juli dia mendapatkan panggilan untuk menjalani fit and proper test di DPR. Setelah menjalani uji kelayakan dan kepatutan, nasibnya kembali digantung. Sebab keputusan hasil uji tersebut baru diumumkan pada bulan September.

"Jadi Januari ditunjuk, baru Juli kira fit and proper test dan hasilnya baru September. Ini lama sekali," kata Bos Sinarmas ini.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Garuda 33 Perjuangan

Sulis menyebut selama menjalani ini dia tidak sendiri, ada 32 calon duta besar lainnya yang juga bernasib sama. Salah satunya rekan satu organisasinya Rosan Perkasa Roeslani. Dia berkelakar, lamanya proses menjadi duta besar ini karena tugas Rosan sebagai Ketua Kadin Indonesia yang belum selesai. Beberapa di antaranya memilih calon Ketua Kadin selanjutnya, program vaksinasi gotong royong dan dampak ekonomi dari pandemi Covid-19.

"Kenapa ini begitu lama, ternyata ini karena Ketum Rosan. Ternyata Pak Rosan ini ditunggu karena tugasnya banyak yang belum selesai. Paling lama ini nunggu pengurus baru, RUU yang macam-macam, dan vaksinasi gotong royong," katanya sambil tertawa.

Saking lamanya menunggu proses menjadi duta besar, Sulis pun memberikan nama angkatan para calon duta besar ini dengan Garuda 33 Perjuangan. Sebab menurut Menteri Luar Negeri, Retno Edi Marsudi, gelombang pemilihan duta besar kali ini menjadi yang paling lama prosesnya.

"Di batch ini ada 33 calon duta besar dan menurut Menlu ini batch paling lama posisinya, jadi kami namai ini batch Garuda 33 Perjuangan, karena perjuangannya panjang sekali," kata dia.

Selain itu, penunjukkan menjadi duta besar kali ini juga bukan hal yang mudah. Sebab pandemi membuat keadaan serba tidak pasti. Bahkan disebut-sebut sebagai proyek rugi. Namun dia mengaku tak akan mundur karena dalam tugasnya akan membawa misi Kadin sebagai organisasi tempatnya bernaung.

"Ini proyek rugi, gaji dubes ini USD 6.000 tetapi saya cukup bangga dan karena negara penempatan ini akan banyak dikunjungi orang. Memang ini proyek rugi tapi dalam tugas, saya akan bawa misi Kadin," kata dia mengakhiri.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.