Sukses

Ekonom ADB: Varian Baru Covid-19 Terus Muncul, Pemulihan Ekonomi Tak Secepat Perkiraan

Berbagai negara berkembang masih dalam ketidakpastian karena penularan virus Covid-19 termasuk juga Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Pemulihan ekonomi global masih tersendat. Munculnya berbagai varian baru virus Covid-19 membuat pemulihan ekonomi terutama di negara berkembang tidak secepat perkiraan awal. 

Senior Country Economist Asian Development Bank (ADB) Henry Ma menjelaskan, beberapa negara berkembang mengalami penyesuaian target pemulihan ekonomi karena adanya varian baru Covid-19. Masih bisa tetap pulih tetapi tidak secepat prediksi awal. 

"Semua proyeksi itu berkurang, menurun, perekonomian di kawasan Asia Tenggara dan Selatan tapi pemulihan ekonomi akan tetap berlangsung tapi lebih lambat," kata Henry dalam konferensi pers online, Jakarta, Rabu (22/9/2021).

Berbagai negara berkembang masih dalam ketidakpastian karena penularan virus Covid-19 termasuk juga Indonesia. Segala kemungkinan harus terus diwaspadai, artinya pemulihan kesehatan saat ini masih jadi yang utama.

"Kita harus mengingat mengenai headwind tidak hanya di Indonesia tapi di kawasan Asia," jelasnya.

Dia melanjutkan, varian baru akan menghasilkan wabah yang baru. Kondisi tersebut akan berdampak pada risiko pengurangan ekonomi global. Kemudian, berita mengenai kondisi finansial di negara-negara seperti RRC.

"Dan kemudian mengalami kontraksi di sektor layanan dan jasa akan mempengaruhi dunia. Ada peningkatan infeksi atau penularan di negara-negara maju seperti AS sehingga kita harus hati-hati di akhir tahun 2021," tandasnya.

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

BI Ramal Pemulihan Ekonomi RI Lanjut

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memproyeksikan tren pemulihan ekonomi global diprakirakan berlanjut.

Meski demikian, dirinya tetap mewaspadai dampak kenaikan kasus Covid-19 dan gangguan rantai pasokan di beberapa negara perlu diwaspadai.

"Di Amerika Serikat (AS), Tiongkok, dan Jepang, laju pemulihan ekonomi pada paruh kedua 2021 cenderung lebih lambat dari prakiraan," ungkapnya dalam konferensi pers secara daring, Selasa (21/9/2021).

Di sisi lain, ungkap Perry, pemulihan ekonomi di berbagai negara kawasan Eropa dan Amerika Latin cenderung lebih tinggi. Sehingga diharapkan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi global.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.